BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Pelajaran Unik Apa yang Bisa Kita Petik dari Seorang Mentor American Idol, Sean Combs?

    

Oleh Tarjum

“Aku Punya Tanggung Jawab untuk Berkata Jujur Padamu...”

Kata-kata itu diucapkan oleh Sean 'P. Diddy' Combs, pelatih vocal American Idol kepada seorang kontestan.

American Idol, seperti anda tahu merupakan acara reality show yang sangat populer di seantero dunia.

American Idol sudah banyak mencetak penyanyi-penyanyi kelas dunia. Di Indonesia pun saat ini sedang berlangsung babak final Indonesian Idol.

Saya terkesan dengan kalimat yang diucapkan sang pelatih vocal tersebut. Diddy, mengatakan itu kepada seorang finalis American Idol, Jessica Sanchez, sebelum tampil di atas panggung. Jessica, gadis remaja berdarah latin bertubuh mungil itu memang punya suara yang jernih dan halus.

Diddy ingin Jessica tampil di atas panggung American Idol dengan performa terbaiknya. Dan Diddy punya tanggung jawab untuk melatih teknik vocal Jessica agar menjadi semakin baik di setiap penampilannya.

Malam itu, Jessica sedang melatih vocalnya menyanyikan sebuah lagu yang pernah dipopulerkan seorang penyanyi terkenal. Menurut Diddy, cara Jessica menyanyikan lagu itu bagus tapi berlebihan. Dia meminta Jessica menyanyikan lagu tersebut dengan suara yang lebih terkontrol. Bukan meniru suara dan gaya penyanyi aslinya atau dengan gaya sendiri namun dengan improvisasi yang berlebihan.

Jessica, mengikuti saran Diddy, menyanyikan lagu tersebut dengan suara dan gaya khasnya. Hasilnya? Sangat bagus! Diddy puas dengan cara Jessica menyanyikan lagu tersebut.

Penilaian Diddy tak keliru. Saat tampil di atas panggung disaksikan tiga juri yang kritis dan ribuan penonton, Jessica menyanyikan lagu tersebut dengan sangat baik. Jessica tampil dengan performa terbaiknya. Lagu itu seakan sangat pas dinyanyikan olehnya.

Tiga orang juri bukan hanya memberi pujian, tapi kerkagum-kagum dengan penampilan Jessica malam itu. Tiga juri dan sebagian besar penonton tak ragu memberikan standing applause untuk Jessica.

Penampilan, suara dan cara Jessica menyanyikan lagu itu memang luar biasa. Tapi, performa terbaik Jessica malam itu tak lepas dari peran Diddy, pelatih vocalnya yang berani berkata jujur pada Jessica.


Apakah untuk berkata jujur butuh sebuah keberanian?


Ya!

Apalagi jika kejujuran itu tentang kelemahan atau kekurangan seseorang.

Saya dan mungkin anda sekalian sering menyaksikan acara-acara reality show di layar kaca Indonesia. Para juri di acara-acara reality show televisi kita, lebih banyak mengumbar pujian untuk para kontestan ketimbang kritik yang membangun. Jarang sekali kita melihat kritik keras juri terhadap para kontestan.

Para juri lebih sering memberikan pujian yang kadang berlebihan kepada kontestan. Padahal mereka tahu (kita pun yang menonton dari layar kaca tahu) penampilan kontestan tersebut tidak maksimal.

Juri seolah khawatir manyampaikan kritik yang akan melemahkan sang kontestan. Padahal kritik mereka sebenarnya sangat perlu agar kontestan mengetahui kekurangannya dan memperbaiki diri, sehingga pada kesempatan berikutnya bisa tampil lebih baik.

Itulah sebenarnya tugas seorang juri di acara-acara reality show. Karena yang akan menentukan menang atau tidaknya sang kontestan bukan juri, tapi penonton melalui voting sms atau line telepon.

Jika para juri itu tidak berani berkata jujur, berarti mereka sudah mengabaikan tanggung jawabnya untuk mendorong para kontestan tampil semakin baik dari waktu ke waktu.

Inilah mungkin yang dimaksud tanggung jawab untuk berani berkatan jujur. Seperti yang dikatakan Diddy pada Jessica, “Aku Punya Tanggung Jawab untuk Berkata Jujur Padamu.”

Ya! Para juri dan pelatih vocal seperti Diddy memang punya tanggung jawab untuk melatih para kontestan agar tampil semakin baik dari waktu ke waktu. Dan pada akhirnya sang kontastan bisa tampil dengan performa terbaiknya.

Apakah tanggung jawab dan keberanian untuk berkata jujur hanya berlaku di atas pentas reality show?

Tentu tidak!

Di kehidupan nyata pun kita punya tanggung jawab untuk berkata jujur tentang kelemahan atau kekurangan seseorang, terutama orang-orang terdekat dan orang-orang yang kita cintai.

Misalnya seorang sahabat harus berani berkata jujur tentang kelamahan sahabatnya agar dia bisa memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Seperti sebuah kata-kata bijak, “Sahabat sejati tidak hanya pandai memuji tapi harus pandai mengingatkan.”

Begitu pula tanggung jawab orang tua yang harus berkata jujur tentang kelemahan anaknya, agar sang anak bisa memperbaiki diri, menemukan jati diri dan potensi terbaik dari dirinya.

Mungkin tak salah jika dikatakan bahwa pujian bisa melemahkan, sebaliknya kritik bisa menguatkan. Tentu saja kritik dimaksud adalah kritik yang membangun, bukan kritik yang menjatuhkan. Dan kritik itu disampaikan di tempat, waktu dan suasana yang tepat. Sehingga orang yang dikritik tidak merasa dijatuhkan tapi merasa diingatkan dan dibantu.

Beranikah anda berkata jujur kepada orang-orang yang anda cintai dan orang-orang terdekat anda?

Anda mungkin tak sadar, saya sudah berani-beraninya mengkritik para juri reality show negeri ini :)

Mengapa?

Karena saya juga punya tanggung jawab untuk berkata jujur, agar para juri reality show Indonesia menjadi lebih baik juga. Tapi, apakah kritik saya terkesan menjatuhkan atau membangun? Hanya anda yang bisa menilai.

Nah, sekarang giliran anda yang harus berani berkata jujur tentang artikel yang saya tulis ini, agar tulisan saya juga semakin baik. Silakan sampaikan kritik anda di komentar. Tapi kritik yang membangun ya :)


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Pelajaran Unik Apa yang Bisa Kita Petik dari Seorang Mentor American Idol, Sean Combs?

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial