BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 17 )

    

Oleh Tresya Agnashila

Aku terengah-engah bergegas ke belakang pos satpam komplekku, tapi dia menghilang lagi. Iya, dia meninggalkanku lagi.

Rasa rindu ini kembali menggelora dalam hatiku. Aku ingin berlari mengitari kotaku untuk mencari dia... memeluknya. Sungguh, kenapa engkau muncul dengan cara seperti ini... benar-benar menyiksa.

Tapi lagi-lagi aku harus memakluminya. Aku harus ke rumahnya, tapi aku tak ingin bertemu mamanya. Aku akan melakukan cara yang sama dengannya.

Aku pinjam mobil papa, kemudian aku pergi ke bawah pohon beringin yang kira-kira jaraknya 200 meter dari rumahnya…aku berteduh disana…aku menunggunya, 1 jam, 2 jam, 3 jam, tapi aku tidak melihat tanda-tanda kehidupan di rumahnya. Motor yang tadi aku lihat, juga tidak terlihat parkir dihalaman rumahnya. Pintu pun tak terbuka.

Maghrib hampir tiba, mama menelfonku dan menyuruhku untuk pulang. Ya aku harus pulang…aku nggak mau membuat mama khawatir padaku.

Kakaku, aku harus minta pertolongan kakaku… ya, sesampai dirumah aku menelfon kakaku, aku minta bantuannya untuk coba mencarikan info atas keluarganya…kenapa rumah itu sepi sekali…berjam-jam aku diseberang rumahnya, tapi aku tak melihat seorangpun muncul dari dalam/luar rumahnya,

Kakaku marah…kakaku marah aku mencari dan menungguinya… kakaku menganggap aku terlalu berhalusinasi, mengharap kehadirannya. Iyaaaa ! aku yakin itu dia !!!!! tapi kakaku tak percaya.

Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi…aku hanya terdiam merenungi semua ini sambil terus menunggunya diteras depan rumahku.

Pukul 5 pagi aku sudah berjalan-jalan dengan ijin jogging pada mama… sekitar pukul 7 pagi, sepulang jogging, aku membersihkan halaman depan rumahku, aku mencabut rumput dan merawat tanaman-tanaman mama…setelah itu aku mandi secara kilat kemudian sengaja sarapan diteras rumah, selesai sarapan aku mencoba berjalan ke depan komplek untuk mencari es buah, rujak dan lain sebagainya… setelah itu, aku duduk-duduk di bundaran air mancur yang ada di depan komplek rumahku.

Sekitar pukul 1 siang, aku pulang dan setelah sholat, aku membaca-baca buku didepan rumahku…entah berapa buku yang sudah kubaca selama 3 hari ini, tapi dia tak jua muncul kembali.

Aku tak putus asa….aku masih terus menunggu dan menunggunya….

Sore itu, hari keempat aku menunggunya, kakaku datang… tiba-tiba dia minta maaf padaku…karena dia sudah tak percaya padaku.

Ternyata benar…lelaki itu adalah kekasih hatiku….orang yang selama ini kutunggu-tunggu dan kurindukan.

Ternyata papa masuk rumah sakit lagi, beliau terkena serangan jantung kembali. Kakaku bilang beliau masih dirawat di Rumah Sakit yang dulu pernah merawatnya juga.

Aku bergegas kesana, aku bergegas kerumah sakit itu… tapi belum sampai aku dikamar papanya, aku melihat mama dan kakaknya ada diluar… niatku menciut…aku langsung lemas terduduk di samping kakakku… dalam mobil kakaku bertanya, masihkah kamu mau turun dan menemuinya, beserta mamanya… dan akupun berfikir, ketika nanti aku bertemu dengannya, pasti dia akan menanyakan keputusanku selama ini… dan apa arti penderitaanku selama ini menutupi kelakuan mamanya dengan mengorbankan hubunganku. Semua akan sia-sia…dia pasti akan meminta penjelasan dan aku tak punya penjelasan lain selain mamanya.

Haaaaaaaaah….. aku mengehela panjang nafasku…. Aku harus pergi dari tempat ini…aku harus menuntaskan semua ini. Dari awal aku sudah memilih jalan ini, dan aku harus berani berkonsekuensi dengan apapun yang terjadi nanti… karena aku yakin, ketika dia mengetahui semua kebenarannya, dia pasti tak akan ragu untuk menemuiku lagi. Kini dia hanya melihatku dari jauh, dan tadi dia melihatku menangis di halaman sekolah, dia pergi…berarti dia belum tau apa yang sebenarnya terjadi.

Lalu aku meminta kakaku untuk memutar setirnya dan meninggalkan tempat ini… biar, dia yang datang menemuiku…. Atau mungkin memang kita tak boleh dipertemukan lagi.

Diperjalanan pulang, ingin rasanya hati ini memberontak. Kenapa…. Aku sangat rindu, kini dia didepan mata dan aku bisa saja berlari memeluknya… tapi aku harus menjaga perasaan orang yang sudah menyakitiku…menghancurkan cintaku. Kadang aku tak terima, tapi ketika aku melihat mama, aku kembali memikirkan perasaannya.

Iyaaa…. Inilah ujian tuhan terhadap pendewasaanku… sejak kecil aku sudah mendapatkan apa saja yang aku inginkan, kini saatnya aku berkorban, seseorang dan hal yang paling aku inginkan, aku harus mengorbankannya.

Beberapa bulan setelah kelulusanku, aku mendapat kabar bahwa aku diterima di salah satu universitas yang cukup terpandang di Yogyakarta. Kabar gembira untuk semua keluargaku…. Tapi…..lagi-lagi aku belum bisa meninggalkan semua ini. Aku masih saja berfikiran dia akan datang menemuiku..dia akan mengetuk pintu rumahku dan kembali memelukku.

Aku sia-siakan kesempatan ini…kesempatan belajar dan meraih sukses di universitas itu… aku mengabaikan surat itu, dan aku memilih untuk kuliah di kota kecilku yang dingin ini…aku memilih untuk tak meninggalkan rumah ini dan terus menunggu dia disini.

Aku takut, ketika suatu saat entah kapan…dia tau kebenarannya, dan dia mencariku, aku sudah tak ada dikota ini… jadi aku harus meunggunya disini.

Papa terlihat kecewa dengan keputusanku, tapi mama mencoba untuk meyakinkan papa bahwa aku pasti tau yang terbaik untukku. Akhirnya aku diijankan untuk kuliah di universitas yang kurang begitu terkenal, dan program-programnya pun bisa dibilang cukup standart….. tapi aku yakin, dimanapun aku belajar, jika aku mau bersungguh-sungguh, aku pasti bisa meraih kesuksesan.

Beberapa bulan terlewati, dan aku menemukan teman-teman baru…suasana baru dan hal-hal baru dikampusku.

Tapi kabar buruk tiba, papa mendapat Surat Keputusan untuk pindah tugas diluar kota… dan secara otomatis mama harus mengikutinya. Iya….papaku naik jabatan dan mendapatkan posisi yang bagus… aku senang dengan kabar ini, tapi itu berarti…aku harus hidup sendiri di rumahyang cukup besar ini. Aku juga harus melewati malam-malamku sendiri…dengan sejuta kenangan antara aku dengan orang yang aku sayangi.

Papa memintaku untuk pindah kuliah, dikota barunya, dan hidup bersama papa mama. Tapi aku tak bisa, aku harus menunggunya. Papa dan mama tak bisa memaksa kehendakku, akhirnya mereka pindah, dan benar…aku kini hidup sebatang kara.

Malam pertama…kedua dan ketiga…masih belum begitu kurasakan, karena aku masih sibuk mengemas barang-barang papa mama dan kukirimkan lewat kurir dikantor papa. Tapi setelah semua hening…aku tau ini pasti akan terjadi. Aku kembali mengingatnya…merindukannya.

Dulu, disaat aku sendiri, saat papa mama sedang pergi menghadiri acara kantor, ketika pesiar, hanya dia yang menemani. Dapur ini, aku pernah melewati masa-masa indah didapur ini. Ruang tamu ini, seakan bau parfumnya masih menempel di busa kursi ruang tamu ku. Piring ini..dia pernah makan dipiring kesayanganku. Dan sofa ini…dia pernah tidur disini…dan dia pernah menghadiahi ku ciuman pertama disini. Lagi-lagi aku harus menangis….menangis mengenang semua ini.

Aku tidur diatas sofa tempat dulu dia pernah tidur..aku memeluk erat bantal pororoku yang dulu dia pernah memeluk pororo ini…aku makan dipiring yang pernah dipakainya menempatkan nasi…aku melakukan semua ini, hanya untuk mengobati rasa rinduku pada kekasihku.

Berat sekali…aku harus hidup sendiri.

Bukan karena pekerjaan rumah yang harus kukerjakan sendiri, tapi aku sudah tak punya alasan lagi untuk memikirkan hal lain selain memikirkan perasaanku yang masih mengharap dan menunggu dia..orang yang kukasihi.

Setiap malam, aku hanya bisa duduk termenung didepan rumah. Aku memandang bintang, dan tersenyum, setidaknya aku dan dia mungkin sedang memandang bintang yang sama…Aku merasakan dinginnya angina malam yang mnyentuh kulitku…Dan kembali aku tersenyum..setidaknya angin malam disana juga sedang menyentuh kulitnya.

Iya…aku masih bisa menyampaiakan rasa rinduku pada bintang dan angin ini.

Mungkin, fase-fase kritis kerinduanku, dimulai sejak saat ini…saat dimana aku harus hidup sendiri. Setiap hari, aku hanya menonton berita di televise, berharap sesuatu terjadi di Sulawesi, dan aku bisa melihatnya di TV… dari GOOGLE, setiap jam aku hanya men search namanya..siapa tau saja dia ada dalam sebuah kejadian, berita, atau dia punya akun di salah satu social media.

Acara yang berhubungan dengan TNI, dari camera ria di TVRI, acara dangdut-dangdut di stasiun TV lainnya, selalu aku nikmati. Berharap aku bisa menemukannya disana.

Hari-hariku berjalan dengan angan-anganku hidup bersama dia.

Sudah beberapa bulan aku tak pernah tidur dikamar…aku selalu menikmati tidur disofa bersamanya. Ya…kadang aku bermimpi memeluk dia…tak jarang dia menemaniku dalam mimpi tidur lelapku.

Dulu, ketika aku masih bersama orang tuaku, aku malah jarang memimpikan dia…dan kini, aku sangat bahagia, karena dia sering datang melihatku dari dalam mimpi.

Bersambung…


Ilustrasi : Sketsa Anindhita


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 17 )

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial