BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 18 )

    

Oleh Tresya Agnashila

Hari-hariku di kampus sedikit membuat aku merasa tak sendiri.

Tapi kini aku jadi lebih senang hidup sendiri… karena dikesendirianku, aku selalu merasa ada dia yang menemani.

Di kampus, aku tidak terlalu banyak mengikuti kegiatan, teman juga biasa saja, tidak ada yang spesial. Memang, banyak kakak kelasku yang mencoba untuk dekat denganku; kak Indra, Eqi, Tegar dan teman setingkatku Beny, mereka sangat baik padaku.

Sejak MOS hingga aku mendapatkan kelas, mereka banyak membantuku dan mengenalkanku ke rekan-rekan mereka yang lain… tak jarang mereka mengajakku makan di kantin, tapi lagi-lagi…setelah mereka menanyakan status ku, aku selalu bilang, bahwa aku sudah memiliki kekasih, dan ketika mereka menanyakan dimana kekasihku? Kenapa tak pernah mengantar atau menjemputku? aku juga bilang, bahwa dia sedang dinas di luar pulau… jarak dan waktu memisahkan kita, tapi hatiku tetap bersama dia.

Tak ada satu pun diantara teman lelakiku yang pernah menginjakkan kaki dirumahku…aku selalu ingat kata-kata mas Doni, bahwa aku harus menjaga diri, tak boleh sembarangan dekat dengan orang lain, terutama para lelaki… dan dia selalu berpesan, jika dirumah ngga ada mama, papa,kakak atau mbok nah, aku tidak boleh sembarangan menerima tamu atau bahkan mengajak teman lelakiku… dan hingga kini, setelah bertahun-tahun kulewati, aku selalu memegang teguh nasihatnya… tak ada seorang temanku pun yang pernah masuk kedalam rumahku.

“Mas, apakah disana kamu juga mengingatku seperti aku mengingatmu…apakah disana kamu juga masih setia menungguku… adakah perempuan lain yang kini bersandar dipelukmu…berjalan sambil memegang erat tanganmu? Tolong, jangan lakukan itu….”

Teman-teman dikampusku mulai menjauhiku. Dengan gaya bergaul dan perilakuku yang seakan menutupi kehidupan pribadiku, mereka mulai tak senang berteman denganku. Mereka memang masih sangat baik padaku, tapi aku tak pernah bisa didekati. Dan mereka pun akhirnya bosan padaku.


Perkenalan di Dunia Maya

Semakin hari kegiatanku semakin menjemukan…hingga datang temanku bernama “nadia”… Nadia mengenalkanku pada hal baru… ya, sebuah social media yang didalamnya kita bisa mencari teman sebanyak-banyaknya tanpa harus mengungkapkan identitas pribadi kita.

Aku sedikit tertarik akan hal itu… ya, kemudian aku mencoba mendownload dan membuat akun di program itu… benar, didalamnya ada group yang berisi akun-akun lain dan kita bisa berkenalan serta berbincang disana.

Aku tak mengungkapkan identitas asliku… tapi aku bisa mendapatkan banyak teman dari situ. Kita disini semua sama, ingin bebas bicara, mengungkapkan pendapat, mencari teman, tanpa saling tau nama,umur,pekerjaan dan identitas pribadi kita lainnya.

Hingga suatu saat, aku berkenalan dengan seseorang… ya, dia mengaku namanya adalah “tirta”… dan itu pasti adalah nama samarannya.
Awal perkenalan kita cukup menarik. Malam itu, sekitar pukul 02.00 dini hari, aku belum juga bisa memejamkan mataku. Aku coba untuk mengaktifkan akunku dan aku masuk ke sebuah group yang ada dikotaku…sudah sepi, tak ada lagi penghuni hanya ada beberapa akun dan merekapun hanya diam tak menyapaku.


Teman Online Berma "Tirta"

Lalu masuklah dia dalam group ini…ya “Tirta” id nya, lalu dia mulai menyapaku.

T = Tirta
M = Me
T : “masih ada cewek…”
M : “mana ceweknya…”
T : “ Id mu…cewek kan?”
M : saat itu aku menggunakan ID T_cantik.. “ ah sok tau kamu”
T : “ Berarti cewek jadi-jadian donk”
M : “hahaha…sok tau ah”
T : “disini memang harus sok tau !”
M : “ masa sih?”

sejenak dia diam…aku pun diam…
Beberapa menit kemudian…

T : “ hey…”
M : “ ???? “
T : “ Jangan tidur dulu ya “
M : “emang kenapa ?”
T : “ temeni aku ya”
M : “ idiiiih, emang apaan… kenal juga ngga udah minta ditemeni aja”
T : “makanya kenalan !”
M : “ halaaaah…. Ternyata mau ngajak kenalan !”
T : “lho, siapa yang ngajak kenalan ? kamu kan tadi yang bilang kenal-kenalan !”
M : “ duh, sialan ni cowok…pinter juga balikin kata-kata !”
T : “ cepet, kamu cewek apa cowok !”
M : kalo cewek kenapa cowok kenapa ?”
T : “ya kalo cewek aku suruh nemenin, kalo cowok buat apa. Disini juga banyak cowok!”
M : “ sialaaaan ! emang gue cewek apaan !!!!”
T : “ lho, emang kamu cewek apaan ?”
M : “ ya cewek tulen lah ! masak cewek jadi-jadian !!!!”
T : “nah, ya udah. Tinggal bilang cewek tulen aja pake repot !”
Hhhmmmm ni cowok kayaknya ngajak perang ya….
T : “kul or skul ?”
M : “kalo kul kenapa kl skul kenapa ?”
T : “ya Cuma Tanya aja ! repot amat sih tinggal jawab !!!”
M : “biarin !”
T : “nada-nadanya nyebelin gini pasti anak SMA ni !”
M “ sok tau banget !!!”
T : eh anak kecil, jam segini tidur, besok sekolah !”
M : “tadi katanya suruh nemenin, sekarang malah nyuruh tidur, gimana siiiih ?????”
T : “hehehe…pinter juga anak kecil”
M : sialaaan, gue dibilang anak kecil. Emang segedhe apa sih lu !!!!

Dia pribadi yang cukup asyik..meski setiap ngobrol kita selalu bertengkar, tapi dia ngga pernah menanyakan tentang kepribadianku….siapa nama asliku, berapa umurku, dimana sekolahku, aku sudah punya cowok atau belum, dia cuek akan semua itu…bahkan misalkan aku cowokpun, dia nggak akan tau… yang dia tau hanyalah aku seorang murid SMA, padahal aku sudah menginjak semester 3.

Aku senang berteman dengannya, setidaknya kami berteman dengan berlandaskan ketulusan..dia tidak tau aku, akupun nggak tau dia… wajahku pun dia nggak tau, apalagi embel-embel keluargaku…begitu juga sebaliknya, aku juga nggak tau wajahnya, dan siapa dia juga akupun ngga pengen tau.

Hampir setiap malam aku chating denganya… kita banyak membahas masalah-masalah pejabat Negara yang kadang sedang dalam kasus..masalah selebritis yang sedang dalam perselingkuhan…kadang dia juga sering cerita-cerita nggak penting tentang apa yang dia alami hari ini. Orangnya lucu..meski kadang jutek abis dan suka dengan gaya hidup yang semaunya sendiri… tapi lumayan, dia kadang bisa menghibur malam-malam sepiku.

Hampir lebih dari 2 tahun dia menemaniku dalam chating, dan tak terasa hubungan kita semakin dekat. Dia mau membuka siapa dia.

Ternyata dia adalah seorang anggota Polri, ya dia adalah Polisi Muda.

Umurnya sekitar 26 tahun, dan dia bilang bahwa bulan depan dia akan dipindah tugaskan ke kota lain. Yang tak lain dan tak bukan itu adalah kotaku… tapi aku masih diam saja, aku tak sedikitpun membuka tentang jati diriku..dan dimana keberadaanku.

Dia bilang, dia akan ditugaskan di sector samsat, yang menangai pembuatan dan perpanjangan STNK…. Akhir-akhir ini dia cukup terbuka denganku…dan dia juga bilang, dia merasa nyaman berteman denganku… aku hanya tersenyum, membalas kata-katanya… dia bercerita, bahwa aku adalah teman pertamanya didunia maya, begitu juga sebaliknya,dia adalah teman pertamaku didunia maya.

Dia bilang,dia habis putus dengan kekasihnya. Kekasihnya adalah seorang perawat, dan dia selingkuh dengan kakak seniornya. Dia sakit hati, dan langsung memutuskan kekasihnya. Dia sebenanrnya masih sayang, tapi ternyata kekasihnya tetap memilih seniornya. Dan dia hanya bisa diam, meratapi kesendiriannya. Hingga suatu hari dia menemukan aplikasi ini… dia membuat sebuah akun, dan bertemulah dia denganku.

Dia merasa nyaman berteman denganku, karena aku nggak pernah menanyakan tentang kehidupan pribadi serta jati dirinya. Sama seperti aku menganggap dia, dia menilai aku tulus berteman dengannya, tanpa memandang dia dari segi apapun.

Kemudian dia bertanya,
T : “kenapa kamu nggak pernah ingin tau tentang aku?”
M : “ karena aku pun nggak ingin kamu tau tentang aku”
T : “ kenapa kamu nggak mau kau tau tentang kamu?”
M : “ karena ini hidupku, biar aku yang tau tentang hidupku”
T : “ apakah kamu sudah menganggapku sebagai teman ?”
M : “ iyaa…kamu adalah teman maya yang baik padaku. Aku senang dengan cara pertemanan kita…jadi tolong, jangan rusak pertemanan ini dengan hal-hal yang tidak perlu”
T : dia diam…dan dia menghormati keputusanku..

Waktu berjalan..dan aku melihat perubahan sikap darinya. Bukan perubahan yang buruk untuknya, tapi ini buruk untukku.

Karena sepertinya, dia mulai mendekat padaku..dia mulai menganggapku sebagai teman yang lebih dari teman.

Tak jarang dipagi hari dia membangunkanku… disiang hari, dia selalu mengirim email foto makanan makan siang… kadang ketika dia sedang bertugas, dia mengirimiku kabar…bahwa dia sedang dimana, dan ketika dia menemukan suatu hal yang menarik, tak segan dia bercerita padaku.

Dimalam hari, ketika aku tidak mengaktifkan akunku, dia selalu mengirimiku e-mail…dia menceritakan keluh kesah dan lelahnya dia hari ini.

Kadang tak ragu dia pun mengucapkan, ingin menyapaku dan berbincang denganku lagi.

Aku Tanya mengapa ? Mengapa kamu sellau berbincang denganku ?

“entah kenapa, tapi aku senang berbincang denganmu…”

Aku bilang padanya, “kawan, jangan jatuh cinta padaku….aku ini sudah ada yang punya, dan aku tak akan pernah bisa lepas darinya.”

Aku mengatakan itu supaya dia tak berharap banyak padaku. Aku tak mau memberi harapan kosong padanya, sementara hatiku masih terpuruk dalam pelukan kekasihku.

Dia hanya tersenyum, dan bilang, “Kamu sahabatku, dan aku sangat menghargai pertemanan ini. Terima kasih sudah mengingatkanku…”

Aku lega..mendengar kerelaannya..dan kini aku semakin nyaman, menjalani pertemanan dan berbincang dengannya.
Kini dia kembali seperti dulu…memang kami masih dekat, tak jarang dia masih menceritakan tentang hari-hari dan pekerjaanya…tapi dia sudah tidak memberiku perhatian berlebih seperti sebelumnya.

Hingga suatu saat, aku mulai ingin membuka sedikit hal tentangku… aku merasa tak adil pada sahabat yang sudah lama menemani kesendirianku…dia pribadi yang baik, yang tak pernah memaksaku untuk menceritakan apapun yang aku tak mau… jadi kuputuskan untuk sedikit membuka jati diriku.

Bersambung…


Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 2 komentar ke “Bukan Manusia, Jika Itu Sempurna ( 18 )
Anonim mengatakan...

sikiater aja banyak yg kurang sempurna alias kurang waras, makanya hasil diagnosanya juga kurang waras, jadi udah deh dunia psikiater seperti membersihkan korupsi di indonesia, lha wong tukang bersi2nya juga ga bersih kok....

castor on Senin, 13 Agustus 2012 pukul 10.49.00 WIB mengatakan...

artikel menarik bukan manusia

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial