Oleh Tarjum
Sebut saja namanya Ahmad. Saya kenal dia sudah cukup lama. Orangnya seumuran saya, tubuhnya sedang, wajahnya tergolong tampan dengan senyum yang menawan.
Dia ramah dan humoris. Sikap dan tutur katanya santun. Wawasan dan pengalamannya luas, tapi sangat rendah hati.
Kami jarang bertemu dan jarang komunikasi. Tapi ketika kami bertemu atau kontak telepon, dia pandai sekali menghibur saya dengan nasihat bernada guyonan yang membuat saya tersenyum bahkan tertawa ngakak.
Saya tak merasa dinasihati tapi merasa dihibur dan diajak bercanda.
"Ketawa itu olahraga wajah, biar wajah Akang tetap awet muda," begitu katanya.
Dia pernah masuk ke dunia hitam sebelum akhirnya mendapat pencerahan dan memilih hidup sederhana dan jadi orang biasa. Sekarang dia menjalani kehidupan yang damai dengan seorang istri dan seorang puterinya. Hidup sederhana namun harmonis dan bahagia.
Dia pernah menekuni ilmu-ilmu kebatinan. Namun akhirnya dia jenuh dengan dunia yang penuh intrik dan kekerasan. Dia meninggalkan dunia mistik, lalu mendalami ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu yang sifatnya rasional dari satu guru ke guru lainnya.
Sekarang sikap dan pemikirannya jauh dari kesan mistik, sebaliknya dia lebih menggunakan pendekatan yang rasional dalam menyikapi setiap masalah. Meski demikian menurut dia, dunia mistik tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, serasional apa pun pemikiran kita.
Jika saya ada masalah berat yang tak bisa diatasi sendiri, dia orang pertama yang saya hubungi. Saya percaya dan nyaman ketika curhat tentang suatu masalah padanya. Dia bisa memahami apa yang saya rasakan.
Sikap dan cara bicaranya santun namun tegas. Tidak terkesan menggurui atau sok tahu.
Senyum dan tawa lebar selalu mengiringi kata-kata nasihat yang keluar dari mulutnya. Nasihat-nasihatnya berbobot karena keluar dari kedalaman pengalaman dan keluasan wawasannya.
Kata-katanya seperti anak panah yang tepat membidik titik sasaran. Menusuk namun lembut tanpa menyakiti. Saya betah duduk berjam-jam jika sudah ngobrol dengannya.
Dia juga punya kemampuan dalam pengobatan alternatif dengan terapi dan ramuan herbal. Dia sering dipanggil ke rumah pasiennya untuk mengobati satu penyakit. Dia tulus membantu siapa saja yang membutuhkan uluran tangannya.
Terima kasih ya Tuhan, engkau mempertemukan saya dengan seorang sahabat yang tulus, peduli dan baik hati. Sahabat yang unik dan langka.
Jika anda punya teman dekat atau sahabat yang baik hati, tulus dan peduli, pelihara nilai-nilai persahabatan itu agar tumbuh semakin kokoh. Persahabatan yang tulus itu tak ternilai.
Semoga ikatan persahabatan anda semakin kokoh dan terjaga dengan baik.
Salam saya untuk sahabat-sahabat anda.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
:D , sahabat yang baik :D
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)