Oleh Kristi Swastiani
Curhat yang jujur, lugas dan apa adanya dari seseorang yang didiagnosa mengidap schizofrenia affective, Kristi Swastiani. Seperti apa sih curhatan Kristi? Silakan simak di bawah ini.
Sudah seminggu aku susah tidur. Minum obat tidur pun sudah, belum lagi serangan relaps tengah malam berturut-turut, biasanya jam 12:00 sampai jam 01:00 malam.
Kutelan saja sendirian. Seperti pesan Bu Dwi, psikiater di Klinik Sosial Saint Antonius,”Jangan Ganggu kaka-kakakmu kalau kamu susah tidur, kasian mereka sudah capek cari uang.”
Kulihat jam di kamar, jam 01:00. Bagus relaps lagi gue, kayak serangan sakaratul maut. Kayak roh tuh di tarik dari kaki sampai kepala. Nih dia neh efek di ruqyah 7 tahun yang lalu sama guru spritual keluarga kami, Bapak Tomo. Telen saja sudah.
Kaka di kamar sudah nyenyak. Keluarlah aku ganggu satpam komplek untuk diajak muter-muter cari udara segar. Yah, sejak jadi yatim piatu dan sudah 5 tahun tinggal berdua aja sama kaka, banyak yang memperhatikan kami.
Kemaren malam aku pun bisa tertidur nyenyak walaupun awal jam 10-an sempat terdengar suara-suara dan bayangan tidak jelas. Dan lagi-lagi kutelanlah sendirian, karena kaka belum pulang kantor. Aku pun hanya bener-bener berdo’a dalam sujud roka’at terakhirku saat sholat Isya, bener-bener mohon ke ilahi, untuk diberikan kenyamanan tidur.
Seperti yang dilakukan Bu Dwi di setiap sms disaat aku mengganggunya untuk konsultasi kalau merasa ingin kambuh. Bu Dwi hanya berpesan "Minum obat dan berdoa pada Tuhan, selamat Tidur." itu saja dan hp pun dimatikan oleh Beliau. Lemas juga aku bertahun-tahun di training Bu Dwi untuk tidak bergantung pada beliau.
Dalam kerelaps-an ku, mood berantakan, pala penat, suara-suara bersliweran, akupun tetep harus menjalankan tanggung jawab ku sebagai "IRT”. Walaupun menurut orang-orang rumah belum bersih banget tapi setidaknya yah I will do my best di tengah keterbatasanku.
Membaca tulisan Mas Anta, jadi mikir, beliau berkata yang pada intinya "Setiap ODMK mempunyai keunikan tersendiri dalam kepulihannya, tidak bisa disamakan." Aku pun berpikir, andaikan saja lingkunganku bisa seramah itu padaku atau kaka-kakaku atau saudara-saudaraku, mungkin hidup akan terasa lebih enak dan nyaman. Tinggal makan, tidur dan internetan (maaf kalau ada yang tersinggung saat membaca tulisan ku yah).
Tapi, yah seperti biasa, diriku mencari jawaban-jawaban atau mengevaluasi diri lagi. Lalu aku pun berpikir, mereka keras padaku dan tidak ada pemakluman sebagai ODMK, karena mereka ingin aku mandiri, kalau kalau mereka sudah tidak ada.
Seperti yang selalu dipesankan Mas Ossy, kaka pertamaku yang beda agama ke psikiater Mahdi, Ibu Wulandari, "Bagaimana caranya bu,saya mohon agar Kristi bisa mandiri kalau di rumah sendirian, karena kami sudah tidak punya orang tua, tidak bisa terus mengandalkan tetangga dan saudara untuk mengawasi dia. Kami semua dalam tahap belum mapan jadi kudu kerja keras cari uang, termaksud pembayaran RSJ. di Srikandi atau Sadewa."
Bu Wulan biasanya hanya bilang, "Siap pak Ossy!"
Yah, tujuanku menulis notes ini bukan untuk mencari pembenaran atau kebanggan diri, untuk merendahkan atau membuat self esteem jadi down untuk temen temen ODMK yang lain.
Aku percaya setiap manusia bahkan adik kaka pun punya takdir yang berbeda beda, punya cara yang berbeda beda, punya kapasitas yang berbeda-beda dalam menyikapi setiap permasalahan hidup termaksud penyakit yang diderita.
Hargai setiap keberhasilan kemandirian sekecil apapun itu. Mau yang sekira-kiranya orang lain mikir hal itu sepele tapi bagi aku atau temen lainnya pasti suatu prestasi yang membanggakan. Walaunpun itu mungkin hanya beres-beres kamar tidur sendiri, beres beres rumah, nganterin adik ke sekolah, nganterin ibu ke pasar,-angun pagi atau mandi sekali pun. Itu prestasi banget menurut aku pribadi.
Satu yang aku tau pasti dan aku yakini "Tuhan itu setiap memberikan masalah atau ujian atau tantangan kehidupan pasti memberikan juga solusinya, tidak ada kata kebetulan dalam "kamus" Tuhan.
Ayo kita berjuang buat kepulihan kita dan kesuksesan hidup kita masing masing. Tentu saja sesuai dengan standarisasi keberhasilan kita sendiri tapinya (sembari berharap nanti malam dan seterusnya bisa tidur nyenyak lagi aamiin).
Selasa, 10 September 2013, pukul 13:48.
Salam penuh cinta
Kristi
Ingin kenal lebih dekat dan berbagi pengalaman dengan Kristi? Silakan kunjungi halaman facebooknya.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)