“Akhir-akhir ini aku merasa sangat jenuh dengan rutinitasku...”
Demikian seorang gadis mengawali curhatnya di Forum Curhat. Tresya Agnashila, namanya.
Dia merasa jenuh dengan rutinitas kerja yang menyita waktunya. Dia juga jenuh dengan acara-acara keluarga yang tak disukainya. Dia merasa tak punya waktu untuk dirinya sendiri.
Silakan simak curhat selangkapnya.
Akhir-akhir ini aku merasa sangat jenuh dengan rutinitasku...
Mungkin faktor pekerjaan yang sangat menumpuk dan banyaknya acara kantor yang sangat menyita waktuku yang membuatku merasa jenuh. Pukul 07.00 pagi, aku udah berangkat kantor dan pulang paling awal pukul 18.00. Sama sekali nggak ada waktu untuk bermain atau sekedar menghirup udara segar.
Belum lagi di akhir pekan, selalu ada aja acara keluarga atau teman-teman yang kadang nggak sesuai dengan yang aku inginkan, tapi demi membahagiakan keluarga dan demi menjaga persahabatan, aku selalu mencoba untuk mengikuti keinginan mereka. Tapi hasilnya, pikiran dan diriku sendiri yang sekarang merasa JENUH.
Aku ingin suasana baru, aku ingin bertemu dengan orang-orang baru dan hal-hal baru lainnya....
Adakah yang bisa kasih saran untuk kejenuhanku..:)
Saran saya:
Rutinitas memang pada titik tertentu bisa membuat jenuh. Makanya coba luangkan waktu untuk melakukan hal-hal baru dan menantang. Kata seorang motivator, "Keluarlah dari zona kenyamanan anda". Mengunjungi tempat-tempat yang belum dikunjungi atau melakukan aktivitas yang menantang. Tidak harus melakukan hal-hal yang berbahaya. Melakukan hal-hal positif untuk diri sendiri dan orang lain bisa membuat anda merasa "lebih hidup".
Misalnya, berkunjung ke panti asuhan atau bertemu anak-anak jalanan dan mengajari mereka sebuah keterampilan. Bisa juga berkunjung ke sebuah desa, mencoba pekerjaan yang biasa perempuan desa lakukan.
Tidak butuh biaya besar untuk melakukan hal-hal itu. Hanya butuh kemauan dan meluangkan waktu, ya kan? Tapi klo anda punya uang lebih, nggak ada salahnya ngasih hadiah (buku, alat tulis atau baju) untuk anak-anak yatim dan anak jalanan.
Coba deh! Anda akan merasa “lebih hidup” dan tak lagi merasa terkungkung oleh rutinitas pekerjaan.
Tanggapan Tresya Agnashila:
Good Idea.....
Sudah saya coba, dan memang benar.... kita bisa melihat dan menikmati sisi lain dari diri kita sendiri.
Saya bisa mengeluarkan apa yang tidak bisa saya keluarkan di kantor. Saya bisa menjadi pribadi yang lebih natural. Menikmati kemegahan alam, merasakan kebahagiaan senyum tulus dari anak-anak yang belum merasakan beban tumpukan-tumpukan data yang harus dikerjakan. Mereka berlari, bermain air, bernyanyi, makan dan tidur seakan dunia ini tidak pernah berhenti.
Dan ketika saya bertemu oleh seorang nenek & ibu-ibu di desa, di pagi hari mereka memanen kubis, sawi, cabai dan daun bawang. Tanpa alas kaki mereka berjalan dengan selendang kucel dan keranjang dari bambu. Dengan gigi yg agak menghitam, nenek itu menyapa saya dengan senyum penuh kehangatan. Meskipun kita tidak saling mengenal, dengan ramahnya dia mengajak saya mampir ke kebunnya dan menawarkan untuk minum teh di rumahnya.
Sungguh, kepolosan mereka yang tak pernah memandang sebelah mata pada orang lain. Alih-alih sombong, rasa curiga terhadap orang baru pun sama sekali tak terlihat dari raut wajah mereka. Yang mereka tahu, tamu adalah raja, dan semua adalah saudara. Sungguh indah dunia ini, ketika bisa diisi oleh kesederhaan pola pikir mereka.
Sahabatku Tarjum, terima kasih telah mengenalkanku pada dunia yang baru :)
Catatan:
Sebuah kebahagiaan yang tak ternilai bagi saya ketika saran atau nasihat yang saya sampaikan kepada seorang sahabat, dijalankan dan bisa membuat dia bahagia.
Tresya, semoga engkau bisa menemukan indahnya warna-warni kehidupan di sepanjang perjalanan hidupmu. Warna-warni kehidupan yang akan membuatmu semakin dewasa, matang dan bijak. Sehingga engkau juga bisa menebarkan indahnya warna-warni kehidupan yang telah engkau temukan kepada sahabat-sahabatmu yang lain.
Anda ingin membaca cerita Tresya ketika berkunjung ke sebuah desa di lereng gunung merapi dengan cuaca dingin membeku?
Anda juga ingin melihat foto-foto Tresya yang cantik dan ceria saat bersama ibu dan nenek petani memetik cabai, kubis, sawi dan bertemu ulat bulu?
Silakan baca cerita pengalaman Tresya di lereng Merapi, besok di blog ini.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Thank's Tarjum, semoga pengalamanku ini bisa menginspirasi teman-teman kita yang lain.... ^^
Sama-sama Tresya, makasih juga untuk sharing pengalamannya yang inspiratif ban syarat makna :D
wow tips mantap nih
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)