Oleh Tresya Agnashila
Mamaku masuk ke kamarku dan menyapaku, “selamat pagi cantiiiik…”
“maaah...!” Aku memanggilnya.
Mama duduk menghampiriku dan bertanya, “ada apa sayang? Pagi-pagi kok udah manja gini?
Aku bilang ke mama kalo semalem mas doni melamarku, “mah, mas doni ngajakin tunangan...”
Mamaku kaget, dia menatapku dan seakan belum yakin dengan apa yang kukatakan, “kamu ngga ngelindur kan?”
Iiiiiih si mama...aku serius ni mah!
Mama tersenyum memandangku, “doni anak yang baik, mama percaya sama dia.”
“Artinyaaa? mama boleh mah? Setuju kalo mas doni sama aku tunangan?”
Mama menjawab sambil berdiri membuka jendela kamarku…“dasar anak nakal, kalo mama nggak setuju, mana mungkin semalem mama ngomong gitu sama doni!”
Hehehehe…iya juga ya mah. Aku langsung berlari kecil kea rah mamaku dan memeluknya sambil mengucapkan terima kasih padanya.
Mamaku kembali memelukku dan bilang, apapun akan mama lakukan asal anak-anak mama bahagia…
Mama ku emang d’best xixixixi…
Nggak sabar aku langsung telfon kakaku,dan mengabarkan berita bahagia ini… kakaku terdengar gembira juga… dan dia mengejekku dengan memanggilku calon persit.
Lalu aku telfon mas doni dan bilang kalo mama udah setuju dengan rencana dia. Dia juga bilang, kalo hari ini dia mau bilang sama mama papanya tentang rencana kita.
Hari ini rencana kita adalah pergi ke makam kakek nenek ku dan kakek neneknya mas doni. Makam kakek nenekku sih deket dengan rumahku. Masih dalam kota dan mungkin hanya 20menit dari rumah. Tapi kalo makamnya kakek nenek mas doni, agak jauh dari kota ini, sekitar 2 jam ditempuh perjalanan darat..hehe…
Jadi pagi hari, jam 09.00 mas doni jemput aku dirumah dan kita ziarah dulu ke makam kakek nenekku..setelah itu kami langsung bergegas ke kota dimana kakek dan nenek mas doni disemayamkan. Dalam perjalanan kami terus membahas masalah pertunangan kami. Mas doni bilang, kita tunangan di acara ulang tahunku aja, yang kira-kira 3 bulan lagi akan dirayakan. Aku setuju dengan ide mas doni, dan kami berencana membuat ini menjadi surprise bagi semua tamu undangan.
Mas doni bilang, akan memberiku cincin “PAJA”. Lalu dia menjelaskan, cincin paja adalah cincin Taruna, yang dibuat sepasang untuk rekanitanya. Untuk kekasih hati dan orang yang disayanginya. Aku menurut aja dengan kemauannya. Dan dia bilang, setelah masuk nanti, dia akan langsung pesan cicin itu di akademinya. Dia juga minta aku buat pakai gaun yang waktu itu aku kenakan di malam akrab, dia bilang aku terlihat anggun dan dewasa menggunakan gaun itu…. Aku mengangguk menuruti semua inginnya. Seperjalanan kami sangat bahagia, membicarakan masa depan kami nanti…..
Moment ziarah ini kami gunakan juga sebagai moment meminta restu kepada almarhum kakek nenek kami… ketika berdoa di depan nisannya, mas doni nampak serius dengan memejamkan mata dan meletakkan tangan di atas pusaran nisan kakek neneknya… aku bahagia, mendapatkan calon pendamping hidup yang benar-benar dewasa… lengkap dengan semua pesonanya.
Setelah selesai berziarah, kami pulang..dan dalam perjalanan mas doni meminta ijinku untuk besok berkunjung ke rumah teman-teman sekolahnya. Dengan senang hati aku memberikan ijin padanya….
Pagi hari….aku bingung dengan apa yang akan aku lakukan hari ini. Kemudian mama mengajakku jalan-jalan ke pasar tradisional, kami berbelanja dan kami memasak bersama… sekitar pukul 11.00, HP ku berbunyi… ternyata arjunaku yang menelefonku…
“assalamualaikum sayang….“
“waalaikumsalam persitku... lagi ngapain dek? Mas udah di tempat temen mas ni. Baru mau pada ngajakin main voli”
“adek baru aja pulang dari pasar mas sama mama, ni sekarang lagi masak….”
“waah, enak ya…. Mas jadi laper”
“hehehehee…dasar perut karet. Denger masakan aja langsung laper…”
“hehe…iya lah, masakannya enak gitu, sapa yang gak ketagihan ”
“hehe..iya iya…”
“ya udah, mas Cuma mau ngabari aja kalo mas udah sampe ditempat temen mas, mas juga Cuma pengen tau aja adekku ini lagi apa… oke, kalo gitu mas lanjut main dulu ya sayang, nanti jangan lupa sholat ya….”
“iya mas, mas juga hati-hati disana ya… awas lho, jangan lirak-lirik cewek lain. Hehehe”
“siap ndan!” dengan tegas dia menjawabku.
Sehari terlewati tanpa bersamanya…. Iseng-iseng aku telfon temenku yang lagi pada study tour…mereka tampak gembira sekali disana.. apa lagi Tomy, temen yang aku kasih tiket ke bali… nggak henti-henti dia bilang Thank’s sama aku… mendengar kebahagian mereka, aku jadi ikut merasakan kebahagiaan itu…. Sungguh senang, ketika bisa membuat orang lain bahagia.
Nggak kerasa waktu liburanku dan mas doni tinggal 2 hari lagi. Hari ini kami janjian, akan pergi berbelanja kebutuhan mas doni selama di akademi nanti…. Dari mulai sabun mandi, pasta gigi, parfum, ballpoint, notes, minyak rambut, handbody, dan segala macam kebuthan pribadinya nanti…. Lagi-lagi kami berbelanja di supermarket seperti ketika sore itu kami berbelanja sayur… selesai membeli perlengkapannya, mas doni memintaku untuk berbelanja perlengkapanku juga…. Dari deodorant, parfum, pelembab, sabun, dan lain-lain hingga pembalutpun dia nggak malu buat mengambilnya… sungguh, kami sudah seperti pasangan suami istri.
Dalam mall yang cukup besar ini, sayang rasanya kalo kita Cuma pergi belanja perlengkapan pribadi…mas doni mengajakku jalan-jalan melihat lihat baju, sepatu, tas dan lain sebagainya… aku juga membelikannya jam tangan, agar kelak, dimanapun dia berada, ketika dia melihat waktu, dia juga selalu mengingatku… kemudian dia membelikan aku sepasang anting. Dia ingin dia selalu menempel dalam tubuhku…dekat dengan kepalaku, dan selalu dalam pikiranku.
Setelah berbelanja, kami mampir ke salah satu tempat makan untuk makan siang. Setelah puas bermain seharian, kami pulang… mas doni minta untuk tinggal sejenak dirumahku… dia ingin menghabiskan 2 hari ini untuk berdua denganku… dengan senang hati aku menyambut keinginannya…
Sambil membuka-buka belanjaan kami tadi, kami bercanda tawa di ruang keluarga,… aku membereskan semua kebutuhannya, dia juga memasangkan anting di telingaku…. Kami kelelahan…dan kami sama-sama tersandar di bawah sofa…hingga akhirnya kami tertidur dengan pulasnya….
Entah dari mana datangnya selimut ini… ketika aku terbangun, aku melihat mas doni masih tertidur dengan pulas… tapi ada selimut yang menyelimuti tubuh kami… aku tau, pasti mama yang menyelimuti kami…
Melihat kekasihku masih tertidur pulas, aku ngga tega menyentuhnya, takut jika dia terbangun…. Aku masih sangat merindukannya, meski dia dalam pelukanku. Tiba-tiba aku terbayang, lusa dia sudah kembali ke kademi…meninggalkanku lagi… tanpa sadar air mata ini menetes begitu saja..aku masih belum rela, berpisah dengannya….
Tanpa ragu aku memeluknya, memeluknya dengan sangat erat… dia kemudian terbagun, dan membalas pelukanku..seakan dia tau apa yang ada dalam pikiranku… sambil membelai rambutku, dia berbisik. “ tunggu mas sayang, mas pasti kembali lagi…”
aku mengangguk bersama tetsan air mataku….
Kami tertidur lagi… dan ketika kami bangun, mama sudah menyiapkan makan malam untuk kami….
Kami sama-sama malu, karena membiarkan mama masak sendiri… lalu papa datang, dan kami pun makan bersama-sama…
Setelah makan, mas doni pamit pulang.
Malam terlewati, pagi pun datang… sore ini, aku harus ikhlas melepas kepergian kekasih hatiku lagi…. Dia memintaku untuk datang kerumahnya. Pagi hari aku langsung kerumahnya… membantu menyiapkan semua perlengkapannya… sore hari, sekitar pukul 15.00, aku, mas doni, papa, mama dan kakaknya berkumpul diruang keluarga. Mas doni sudah lengkap dengan seragam akademinya… tiba-tiba dengan nada dan sikap yang sangat serius, mas doni meminta ijin kepada papa dan mama nya untuk mengatakan sesuatu. Suasana menjadi serius, dan mas doni mulai mengungkapkan apa yang ingin dia katakan.
Mas doni berkata, “Pah,mah, doni pengen bilang sesuatu…. Sebelumnya doni mau berterima kasih sama mama yang telah mengenalkan doni pada tresya. Dari dulu, doni yakin akan pilihan mama, dan sekarang doni semakin yakin bahwa pilihan mama juga adalah pilihan doni. Disini, sebagai anak, doni ingin menyampaikan, bahwa doni ingin hubungan doni dan tresya berada dalam jenjang yang lebih serius. Doni sudah melamar tresya secara pribadi, dan tresya menerima lamaran doni. Kami ingin bertunangan. Doni ingin mengikat hubungan dengan tresya, biar kelak, ketika doni ditugaskan dimanapun, doni sudah lega meninggalkan tresya disini. Doni mohon ijin restu dari mama dan papa”
Papa mas doni dengan raut wajah yang serius mendengarkan permohonan anaknya, bilang “Kamu sudah besar, sudah waktunya kamu bicara seperti ini. Papa juga senang dengan tresya, papa merestui kalian.”
Aku dan mas doni tersenyum lega mendengar jawaban dari papanya…
Tapi… kenapa mamanya berbeda ya ?
Meskipun mamanya tersenyum dan merestui hubungan kami, tapi seakan-akan aku merasakan ada yang mengganjal dengan mamanya mas doni. Tapi melihat kebahagiaan mas doni, kembali aku menyimpan rapat-rapat keganjalan dihatiku ini..
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, Bus akademi pun sudah tiba di depan rumah… aku harus mengembalikan kekasih hatiku untuk menempuh pendidikan demi membela bangsa dan Negara. Setelah dia berpamitan dengan kedua orang tua dan kakaknya, dia datang ke arahku… dia memelukku dan mencium keningku…
“mas pergi ya sayang, tapi mas akan kembali….tunggu mas dan jaga cinta kita”
Aku tersenyum sambil memeluknya lagi… aku mencium tangannya, dan dia kembali mencium keningku.
Dia pun berjalan ke aras bus, naik…dan melambaikan tangannya pada kami.
Setelah dia pergi, tiba-tiba mama mas doni bilang padaku… tresya mau langsung pulang?
Apa mau disini dulu?
Aku jawab, “mungkin langsung pulang aja ya tante… kan udah sore juga.”
Tiba-tiba dia menyindirku “ hhmmm,udah ga ada mas doni aja langsung pulang…”
Meskipun dia bilang seperti itu dengan nada bercanda, tapi itu sangat mengena di hatiku. Aku berfikir, apa salahku sama dia, hingga dia menjadi seperti itu padaku?
Aku bilang “nggak gitu juga tante, besok kan icha juga kembali masuk ke sekolah..icha juga harus menyiapkan perlengkapan sekolah icha.”
Dia tersenyum dan bilang “iyaa, nggak papa kok”
Dalam perjalanan aku terus memikirkan kata-katanya…
Kok bisa ya dia ngomong gitu? Padahal selama ini dia nggak pernah kayak gitu sama aku… apa salahku? Toh selama ini ketika mas doni masih di asrama aku sering juga main ke rumahnya. Sekedar menemaninya memasak, membawakannya makanan, bahkan dulu ketika papanya sakit, tiap hari juga aku mengurusnya… aku nggak pengen sih mengingat semua yang sudah pernah aku lakukan, tapi dengan sikapnya yang seperti itu..aku merasa cemas dan terus menginstropeksi diriku.
Sampai dirumah, aku langsung masuk kamar dan menyiapkan perlengkapan sekolahku.
Bersambung…
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
kak , bsa tolong share cerbung yng part 1 smpai 4 gak, soalny gak ada d artikelny , cerbungnya cma mulai dr part 5
tlng share k email sya ya kak, hepyriana@yahoo.co.id
Tinggal klik label "curhat cinta tresya" dibawang postingnya. klik link "posting lama" di bagian bawah kanan posting sampai ketemu bagian awal cerbungnya.
Saya sudah bicara dengan seorang rekan yang punya penerbitan untuk menerbitkan cerbung ini menjadi sebuah buku dengan sistem Print On Demand (POD). Naskah lengkapnya sudah dikirim dan akan segera diedit. Rencananya cerbung ini akan diterbitkan dalam dua versi yaitu ebook dan buku cetak.
Mohon do'anya kepada teman-teman pengunjung blog Curhatkita, ebook dan bukunya segera terbit.
amin
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)