BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Jika Orang Yang Anda Cintai Mengalami Gangguan Mental

    

Apa yang Harus Anda Lakukan?

Oleh : Tarjum

Beberapa orang yang curhat via email, sharing tentang gangguan mental yang dialami orang-orang terdekat yang dicintainya (istri, suami, anak, adik, kakak atau sahabat). Beberapa orang diantaranya cukup memahami gangguan kejiwaan yang dialami orang-orang terdekatnya. Mereka berusaha menyikapi dan mengambil tindakan untuk membantu si penderita mengatasi masalah kejiwaannya sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan mereka. Sebagian yang lainnya kebingungan bagaimana harus bersikap dan bertindak karena kurang memahami problem psikologis yang dialami orang terdekatnya.


Berikut saya mencoba sharing, bagaimana sebaiknya menyikapi dan mengambil langkah-langkah untuk membantu si penderita mengatasi masalah psikoligisnya, paling tidak membantu meringankan beban mentalnya. Beberapa hal yang akan saya sharing ini dilihat dari sudut pandang si penderita, sesuai dengan pengalaman saya sebagai penderita. Apa sebenarnya yang diharapkan si penderita dari orang-orang terdekatnya.

Karena beragamnya jenis dan kasus gangguan mental, saya hanya akan mengambil satu contoh kasus gangguan bipolar yang diderita oleh seorang istri. Bagaiaman sebaiknya sikap dan langkah seorang suami jika mengetahui istrinya mengalami gangguan bipolar.

Jika Istri Mengalami Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar termasuk kategori gangguan jiwa berat. Kondisi paling berat terasa pada saat fase depresi datang menggantikan manik yang penuh semangat dan meluap-luap. Yang saya rasakan saat depresi datang, jiwa seakan lumpuh tak berdaya, pikiran kacau tak menentu dan perasaan sangat sensitif. Kondisi ini bukan hanya membuat si penderita tersiksa secara psikis dan fisik, orang-orang terdekatnya juga akan merasakan imbasnya. Karena itu, dukungan, pengertian dan kasih sayang orang-orang terdekat sangatlah berarti bagi si penderita.

Dukungan, perhatian dan dorongan semangat anda untuk sang istri akan sangat berarti bagi proses penyembuhannya. Tunjukan padanya bahwa anda memahami apa yang dirasakannya. Tunjukan bahwa anda menerima kondisi dia apa adanya. Kalau bisa kurangi beban fisik dan psikisnya. Misalnya coba anda ambil alih beberapa pekerjaan rumah yang biasa dilakukannya. Beri dia lebih banyak waktu untuk rileks dan istirahat. Jauhkan dia dari masalah-masalah yang akan membebani pikirannya. Saat depresi datang dia membutuhkan perhatian dan kasih sayang lebih dari anda. Semakin berat memang tugas anda. Tapi kalau bukan anda siapa lagi yang akan membantunya. Dukungan anda akan sangat bararti baginya. Jangan biarkan dia merasa sendiri menanggung beban berat penderitaan batinya.

Bgaimana dengan penggunaan obat-obat anti depresan?
Penderita bipolar pada tingkat tertentu memang membutuhkan penggunaan beberapa jenis obat-obatan antipsikotik. Penggunaan obat harus sesuai petunjuk dan selalu konsultasi dengan psikiater yang menganjurkan penggunaan obat tersebut. Selanjutnya sebisa mungkin penggunaan obat-obatan dikurangi secara bertahap sesuai kondisi psikologis si penderita.

Di blog ini, dalam artikel berjudul “Terapi Alamiah Penanggulangan Manic Depressive/Gangguan Bipolar (1)“ saya memaparkan bagaimana mengatasi bipolar tanpa menggunakan obat-obatan. Apa yang saya paparkan merupakan analisa dari pengalaman saya sendiri selama bergelut dengan bipolar. Selama menderita bipolar saya memang tidak pernah konsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater. Saya juga tidak pernah menggunakan obat-obat anti depresan. Saya hanya mengandalkan terapi fisik, spikis dan spiritual sesuai pengetahuan yang saya dapat dari artikel-artikel psikologi yang saya baca buku, majalah atau surat kabar.

Dari pengalaman saya, ada dua hal yang mampu mempercepat proses penyembuhan bipolar saya yaitu :
Pertama, berkurangnya beban mental. Setelah lulus SMA, pikiran saya tak lagi dibebani tugas-tugas belajar dan kegiatan sekolah. Lebih banyak waktu untuk santai dan menenangkan diri. Lebih banyak waktu untuk menghibur diri dengan nonton tv atau mendengarkan musik favorit. Dengan demikian kondisi psikis saya lebih rileks.

Kedua, peningkatan aktivitas fisik. Semenjak keluar sekolah, siang hari saya lebih banyak menghabiskan waktu di kebun atau sawah, membantu pekerjaan orang tua. Selain itu saya juga lebih banyak melakukan kegiatan olah raga (sore dan pagi hari).

Saya merasa dua hal ini sangat membantu mempercepat proses penyembuhan bipolar saya. Saya juga berharap anda bisa mendorong sang istri melakukan dua hal tersebut untuk mempercepat proses penyembuhannya dan mengurangi ketergantungan pada obat-obatan. Untuk olah raga tentunya harus disesuaikan dengan kondisi fisiknya. Tidak harus aktivitas fisik yang berat, yang ringan-ringan saja dan menyenangkan. Yang terpenting lakukanlah hal tersebut dengan konsisten dan disiplin. Usahakan memilih aktivitas fisik yang melibatkan beberapa atau banyak orang sehingga ada interaksi sosial di sana. Aktivitas-aktivitas fisik lebih efektif dilakukan saat dia dalam kondisi manik, karena dalam kondisi depresi seperti yang saya jelaskan di atas, si penderita seakan tak berdaya scara fisik maupun psikis.

Proses penyembuhan bipolar memang butuh waktu, tapi anda bisa memonitor perkembanganya, ada perubahan positif atau tidak? Perubahan positif bisa dilihat dari lamanya pergantian siklus masing-masing kondisi (antara fase mania dan fase depresi). Yang saya rasakan saat menuju proses penyembuhan, kondisi manik semakin panjang/lama dan sebaliknya kondisi depresi semakin pendek/singkat. Misalnya jika biasanya 2 minggu depresi dan 2 minggu manik, berubah menjadi 1 minggu depresi 2 minggu manik, siklus berikutnya 1 minggu depresi 3 minggu manik dan seterusnya sampai kondisi depresi tidak dirasakan lagi dan kondisi manik menjadi normal. Anda dan sang istri bisa bersama-sama memonitornya, catat tanggal dan harinya kalau perlu.

Satu hal lagi, jangan lupa lebih mendekatkan diri dan memohon kesembuhan untuk orang yang anda cintai kepada-Nya. Karena, hanya kepada-Nyalah kita bergantung, berserah diri, memohon petunjuk dan pertolongan.



Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 3 komentar ke “Jika Orang Yang Anda Cintai Mengalami Gangguan Mental”
Glenview on Rabu, 29 September 2010 pukul 20.10.00 WIB mengatakan...

Well, it's not always lack of understanding. It can be a hell going through it, standing by & not being able to help your loved ones suffer. In some cases even the strongest of us can start loosing it. I used to think that I can handle it, until I faced it myself & at some point it was "get out or you gonna drown yourself".

Tarjum on Kamis, 30 September 2010 pukul 09.33.00 WIB mengatakan...

Tak mudah memang mendampingi orang terdekat yang mengalami gangguan mental. Butuh kesabaran yang luar biasa. Pada titik tertentu mungkin kita berpikir "saya sudah tak sanggup lagi...." Tapi jika kita bisa bertahan dan terus mencari solusi, kita akan menemukan titik terang.

Anonim mengatakan...

Bismillah

Sepertinya istri saya mengalami bipolar. Saya juga baru menduga dan tau tentang bipolar baru-baru ini. Selama ini saya sangat 'sulit' menyikapinya, seringkali saya terbawa emosi. dan bahkan setelah menduga istri bipolar sayapun sulit sekali untuk bisa menyikapi dengan baik. Kadang saya berfikir lama-lama saya yang jadi sakit jiwa. Bagaimana agar saya bisa stabil juga?
terimakasih

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial