Curhatku Air Mataku

    

Seorang perempuan yang mengaku bernama Ayu, curhat via email. Dia cerita tentang masalah keluarganya yang terlilit hutang berbunga yang sampai saat ini belum terselesaikan. Dalam keputus-asaan karena belum menemukan solusi atas masalahnya, Ayu berniat mendonorkan sebelah ginjalnya, dengan harapan bisa menyelesaikan masalah keuangan keluarganya. Ini untuk ketiga kalinya seseorang yang curhat di blog Curhatkita berniat mendonorkan ginjalnya.

Menurut seorang blogger senior yang faham hokum dan perundang-undangan, jual beli organ tubuh di Indonesia masih dianggap legal dan melanggar hukum. Saya memposting curhat ini dengan harapan ada seseorang yang bisa membantu atau memberi solusi tanpa Ayu harus mendonorkan/menjual ginjalnya. Silakan simak curhat Ayu selengkapnya.


Curhatku Air Mataku

Oleh Ayu

Assalamualaikum Wr.Wb.

Mas Tarjum. Saya tidak tahu harus memulai cerita saya darimana dulu. Tapi disini saya berusaha membuang rasa malu saya. Mencoba untuk menceritakannya segamblang mungkin. Saya Ayu. Saya anak perempuan satu-satunya dikeluarga saya. Umur saya 30 tahun. Awalnya saya sebagai anak perempuan satu-satunya dikeluarga, merasa bahagia. Baik orang tua saya maupun saudara laki-laki saya, selalu melimpahi kasih yang luar biasa besar. Tapi mereka lupa kasih sayang yang terlalu berlimpah itu. Menjadikan saya lemah. Ketika datang masalah besar dalam hidup saya. Saya, sama sekali tak siap.

Itu berawal ketika suatu hari kakak laki-laki saya bilang ingin ke luar negeri. Tepatnya ke Amerika. Alasanya ingin membantu ekonomi keluarga. Tapi untuk pergi kesana dia harus mmbayar uang kepada agennya sebesar 10 juta. Untuk menutupi biaya tersebut. Ayahku meminjam uang kepada salah satu tetangga di tempat saya. Saya sangat terkejut ketika tau kalau pinjaman itu berbunga. Tapi kakak lai-laki saya tetap tak terpengaruh. Dia bilang nanti kalau dia sudah kerja di Amerika. Dia akan bertanggung jawab membayar hutang tersebut.

Sayangnya dia tidak berhitung pada kemungkinan terburuknya. Dan itu benar-benar terjadi. Kakak saya tidak bisa berangkat ke Amerika. Tapi yang jadi masalah uang yang 10 juta telah disetorkan ke salah satu PJTKI yang ada di Ci payung, Jakarta. Mereka tidak mau mengembalikan uang yang telah dibayarkan. Uang itu di anggap hangus. Kakak saya sangat terpuruk. Dia semakin larut ke dalam penyesalan. Tapi itu tidak cukup. Kenyataannya. Uang yang harus dikembalikan kepada tetangga saya tidak lagi 10 juta.

Melihat kenyantaan itu. Saya berusaha membantu. 2 tahun yang lalu, saya nekat ke Jakarta. Berbekal ijasah SMA, mencoba mencari peruntungan. Akhirnya saya mendapatkannya. Saya masuk salah satu yayasan penyalur pengasuh anak. Setelah saya membayar 850 ribu. Saya menggantungkan harapan di yayasan tersebut. Tapi ternyata saya tidak mendapatkan hak saya. Berbulan-bulan saya tertahan disana. Tanpa mendapatkan pekerjaan. Yang ada ijasah saya diambil oleh mereka. Saya sudah berusaha mengambil ijasah saya. Tapi gagal. Beruntung saya bisa keluar dari sana. Walau pun saya kehilangan ijasah saya. Sampai saai ini saya tidak tahu apakah ijasah saya masih ada atau tidak. Saya pun tidak tahu apakah yayasan itu masih ada atau tidak.

Saya kembali ke rumah. Tapi situasi rumah yang semakin panas membuat saya sangat tertekan. Sampai saat ini orang tua saya tidak tahu kalau ijasah saya sudah tidak ada. Saya memendam masalah saya sendiri. Saya tenggelam dalam masalah yang kian lama kian bertumpuk. Tetangga saya yang bolak-balik nagih kerumah. Kakak saya yang sekarang lepas tanggung jawab. Ibu saya yang selalu menjadi tumpahan kemarahan bapak. Membuat saya sudah tidak tahan lagi. Melalui blog curhat ini. Saya ingin mengakhiri semua ini. Permasalahan keluarga saya adalah uang. Tapi saya tidak bisa mencari pekerjaan lagi karena tanpa ijasah. Tidak ada yang dapat saya lakukan. Keuangan di rumah benar-benar kritis. Apalagi sebentar lagi berbagai tagihan bulanan harus segera dibayar.

Saya sudah tidak ingin melihat ibu saya menangis lgi. Cukup sudah. Saya ingin menjual ginjal saya. Saya tidak perduli dengan rasa sakit atau nasib diri saya. Saya hanya ingin mengakhiri ini. Apa pun caranya. Saya pernah bicara dengan teman saya. Tapi jalan keluar yang disarankan dia, membuat saya merasa sangat terhina. Dia menyarankan saya untuk menjual diri saya. Tapi saya tidak mau. Kalau masih ada pilihan yang lebih baik, kenapa saya harus menjual diri.

Saya telah mempetimbangkannya dengan baik-baik. Saya pula telah memikirkannya dengan matang. Bismilah. Saya ingin mendonorkan ginjal saya. Bagi siapa pun yang memerlukan donor ginjal. Saya bisa membantu. Melaui mas Tarjum saya berharap bisa menemukan orang yang benar-benar membutuhkannya. Yang mempunyai niat serius. Bukan untuk bermain-main. Bagi yang merasa membutuhkan gingal. Bisa menghubungi saya melalui email saya rahayupoetri08@yahoo.co.id. Saya berharap dalam satu atau dua minggu ini, saya bisa mendapatkan kabar baik. Atau bisa juga menghubungi nomor kontak saya.

Nomor kontak Ayu ada di Admin. Jika ada yang berniat menghubungi Ayu langsung via handpone, silakan kontak Admin di 085221074133, atau kirim email ke sivalintar@yahoo.com.

Assalamualaikum Wr.Wb.

Curhatkita Mobile, akses blog Curhatkita dari ponsel. Silakan masukan URL ini
[ http://buzzcity.mobi/curhatkita ] di browser ponsel anda.

Bookmark and Promote!

Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.