Posting Pertama Curhatkita 2011
Oleh Tarjum
Dua tahun yang lalu, tepatnya tanggal 6 November 2008, saya memosting tulisan di blog ini berjudul “Si Cacat Mental Berhati Mulia”.
Silakan jika anda mau membaca tulisan tersebut terlebih dulu sebelum membaca lebih lanjut posting ini.
Hari Sabtu, 1 Januari 2011 yang lalu, saya mendengar kabar duka. DN, Perempuan yang mengalami keterbelakangan mental itu, pada hari Jum’at, tanggal 31 Desember 2010, telah meninggal dunia.
Dia meninggal dunia karena kecelakaan lalu-lintas, tertabrak sepeda motor di jalanan sebuah pasar.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Berasal dari-Nya kembali lagi kepada-Nya.
Semoga arwah DN diterima di sisi-Nya dan ditempatkan di tempat yang mulia, sesuai kemuliaan hati dan amal baik selama hidupnya.
Kenangan tentang DN
Dalam tulisan “Si Cacat Mental Berhati Mulia”, saya sudah menceritakan sekilas, siapa DN, bagaimana sikap dan perilaku positifnya di masyarakat.
DN, wanita paruh baya ini dikenal oleh orang-orang di desa kami dan desa-desa sekitarnya sebagai wanita yang kurang waras. Sebagian orang bahkan menganggapnya gila. DN sering jadi bahan olok-olok dan tertawaan karena tingkah lakunya yang kadang lucu dan aneh.
Menurut saya DN sebenarnya bukan kurang waras apalagi gila seperti sangkaan sebagian orang. Dia hanya mengalami keterbelakangan mental yang pada dasarnya tergolong normal. Karena dia tidak pernah menunjukan perilaku yang mengganggu atau membahayakan orang lain.Yang mengagumkan, dia bisa mengingat dengan baik nama-nama orang yang dikenalnya. Setiap kali bertemu dengan orang yang dikenalnya dia akan menyapa dengan ramah.
Jika bertemu atau melihat saya di rumah atau ditempat keramaian dia suka memanggil saya dengan suaranya yang cukup keras, “Ajum, keur naon?" ("Tarjum lagi ngapain?") Kadang diiringi tawa lepasnnya yang khas. Dengan senang hati saya suka membalas sapaan akrabnya.
Sebelum peristiwa kecelakaan, DN tinggal di rumah sebuah keluarga kaya dan dermawan. Rumahnya tak jauh dari rumah orang tua saya. Dia sudah cukup lama tinggal di rumah keluarga tersebut. Dia mau disuruh atau mengerjakan apa saja untuk membantu yang punya rumah.
Kami Semua Kehilangan DN
Sekarang saya dan orang-orang desa tak akan lagi melihat wajah lugu dan lucunya. Tak akan lagi mendengar sapaan akrabnya. Tak akan lagi mendengar tawa lepasnya. Yang tinggal hanya kenangan tentang segala tinggkah polahnya yang bisa membuat kami tersenyum, tertawa atau kadang membuat kami merenung.
Dengan segala keterbatasannya dia sudah berbuat banyak kebaikan kepada orang-orang yang dikenal maupun orang-orang yang tidak dikenalnya. Dan dia melakukan semua itu tanpa pamrih.Dia sudah cukup senang jika ada orang yang memberinya selembar rupiah, sebungkus makanan atau sepotong baju bekas.
Memang, kadang DN suka marah kepada orang-orang yang mengejek atau mengolok-oloknya. Itu sangat manusiawi, kerana kita pun akan melakukan hal yang sama kalau diejek atau di olok-olok berlebihan. Tapi bagi DN itu hanya kemarahan sesaat. Biasanya dia akan melupakannya dan tak menyimpan dendam di hatinya kepada siapa pun.
Selamat jalan DN. Kehadiranmu dalam kehidupan kami telah memberi pelajaran berharga, inspirasi dan nilai-nilai positif.
Semoga Tuhan memaafkan segala kesalahanmu, menerima segala amal kebaikanmu dan menempatkanmu di tempat yang layak dan mulia di sisi-Nya. Amin.
Bagaimana sosok DN menurut anda? Sampaikan pendapat anda di komentar.
Jika menurut anda tulisan ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook dengan mengklik tombol share di bawah atau di atas posting ini. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.Akses Curhatkita via ponsel, ketik URL: http://mippin.com/curhatkita
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Keberadaan seseorang begitu terasa setelah kita benar-benar ditinggalkan olehnya. Hiks...sedih banget ya..Selamat jalan DN, Allah mencintaimu karena itu dia begitu cepat memanggilmu agar beban hidupmu tidak terlalu lama kau rasakan. Terima kasih untuk pelajaran hidup yang kau berikan...keikhlasan, ketulusan dan kejujuran yang kadang "orang normal" tidak mampu untuk melakukannya. Selamat jalan DN...
@Aninym, ya, setuju dengan anda!
Orang seperti DN yang di mata orang-orang kadang dianggap rendah, mungkin di mata Tuhan derajatnya lebih tinggi dibanding kita yang merasa diri normal dan banyak amal. Kadang kita menilai orang lain hanya dari penampilan fisik dan segi materi semata.
Semoga masyarakat kita dapat berubah; tidak lagi memandang hina dan rendah org2 yg menderita cacat mental spt itu. Kalau ditanya, mereka juga tidak mau spti begitu....
@Anonym, ya semoga...
Ini semua karena kurangnya pemahaman publik tentang apa dan bagaimana gangguan mental dan bagaimana harus bersikap dan memperlakukan orang yang mengalamai gangguan mental.
Tugas kita bersama untuk memberi pemahaman yang benar tentang gangguan mental kepada publik.
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)