Cerita dibalik aktivitas menulis cerpenis Curhatkita, Veronica
Oleh Veronica
Beberapa hari yang lalu, saya tiba-tiba di kejutkan oleh sebuah mail di inbok fb saya. Ternyata dari mas Tarjum. Mas Tarjum menantang saya untuk menceritakan pengalaman saya menulis.
Sejak kecil, saya sudah suka menulis dan membaca. Saya punya teman yang setia waktu kecil yaitu sebuah buku harian. Saat awal mengalami depresi, saya sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiran untuk menulis. Apalagi menulis di internet sama sekali tidak! Pada awal mengalami semua ini, saya seolah kehilangan semangat.
Sekitar setahun yang lalu, saya mulai iseng menulis. Pada waktu itu, saya baru menjalani pengobatan dengan seorang psikiater. Saya mulai menulis cerpen dan saya kirim via sms ke psikiater yang merawat saya. Beliaulah orang pertama yang melihat bakat saya.
Setelah 5 bulan berlalu, 1 bulan saya tidak kontrol dan memutuskan untuk pindah ke psikiater yang baru sampai hari ini. Beliau dan juga seorang ibu yang sangat baik hati sampai hari ini masih tetap mendukung saya.
Mereka bertiga melihat kalau saya punya bakat menulis. Akhirnya, ya kalau di tanya ide-ide bisa di dapat dari mana? Ide-ide bisa datang dari mana saja. Dari pengalaman hidup, apa yang saya alami dan rasakan itu juga bisa jadi ide. Memperhatikan sekeliling kita itu juga penting, karena ide bisa datang dari sana juga.
Saya tidak perlu membawa laptop ke mana-mana untuk menulis. Saya lebih senang menulis di HP. Jadilah HP, teman setia yang selalu menemani ke manapun saya pergi.
Perasaan saat menulis bagaimana? Perasaan saat menulis, tergantung dari suasana hati saat itu. Tapi, yang pasti ada rasa puas dan senang ketika bisa menyelesaikan satu tulisan saja setiap harinya. Hmm...kalau di tanya nilai positif yang di dapat dari aktivitas menulis? Yang pasti bagus. Terutama untuk orang-orang seperti saya yang pendiam dan tertutup. Dengan menulis, tentunya saya bisa menyalurkan semua emosi yang saya rasakan. Sebagai penyaluran tentunya sangat berguna.
Lebih percaya diri ketika ada satu atau dua orang saja yang mengatakan 'Tulisanmu bagus' bisa lebih memberikan New Spirit untuk terus menulis. Tidak perlu banyak penghargaan karena saya bukan seorang penulis terkenal. Saya pun masih belajar. Melakukan aktivitas yang kita sukai sangat menyenangkan bagi saya pribadi. Pengaruh menulis bagi kondisi psikologis saya? Dengan menulis saya bisa mengisi waktu yang kosong untuk menulis sehingga menjaga pikiran saya untuk tetap fokus, tidak mengembara ke mana-mana.
Juga bisa membantu mengurangi kecemasan dan ketegangan yang saya alami. Jadi, waktu saya tidak terbuang percuma hanya untuk melamun dan berkubang dalam kesedihan dan depresi.
Sekian.
Thanks untuk mas Tarjum yang telah memberikan tantangan ini. Semoga bisa jadi inspirasi bagi banyak teman-teman yang juga mengalami masalah kejiwaan.
Jika menurut anda tulisan ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.Tentang penulis : Veronica, tinggal di Jakarta. Anda bisa berkenalan lebih dekat dengan perempuan yang hobi membaca dan menulis ini di akun facebooknya.
Tentang Penulis Tamu
Posting ini ditulis oleh seorang penulis tamu (guest post). Jika Anda ingin menjadi penulis tamu untuk Curhatkita, silakan anda lihat caranya di halaman panduan posting tamu. Di sini anda bisa berbagi cerita, pengalaman, pemahaman dan pengetahuan tentang masalah psikologis dan masalah-masalah pribadi dengan pengunjung Curhatkita.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Salut atas keberanian Vera untuk membuka diri dan berbagi pengalaman psikologisnya.
Saat saya meminta Vera untuk mengirimkan foto untuk profil penulis, saya sebenarnya tak terlalu berharap Vera mau kirim foto wajahnya...lha di fb aja gak pernah nampilin foto wajahnya. Ternyata dia berani kirim foto untuk ditampilkan di profil penulis, salut.
Dan minggu ini vera berani menerima tantangan saya berikutnya untuk berbagi pengalaman menulisnya.
Terima kasih Vera, atas kesediaanya berbagi dan membuka diri. Derita psikologis bukan sesuatu yang memalukan untuk diceritakan.
Pengalaman Vera akan sangat bermanfaat untuk orang lain.
Semoga semakin banyak orang yang bersedia berbagi masalah-masalah pribadinya dengan orang lain.
Tulisan yg scr tidak langsung membuka hati dan pikiran tiap orang, bahwa setiap orang memiliki bakan terpendam wlalupun kadang kala orang itu tidak mengetahuinya.
Thx bgt buat veronica..
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)