Oleh Tarjum
Anda pernah membaca cerita berikut ini?
Setelah tiga minggu terombang-ambing di lautan lepas, dua nelayan asal Pulau Salibabu, Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara diselamatkan sebuah kapal yang melintas.
Inilah cerita dramatis tentang perjuangan untuk bertahan hidup di tengah ganasnya lautan lepas. Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kisah ini? Silakan baca dulu ringkasan ceritanya.
Yoktan Layang (37 tahun) dan Samuel David (21 tahun) diselamatkan kapal Helena Selmer, sebuah kapal kargo berbendera Kepulauan Marshall, di sekitar wilayah perairan utara Papua, tanggal 21 Juli 2011 pukul 15.17 waktu setempat.
Yoktan dan Samuel mampu bertahan hidup di lautan karena memakan ikan mentah. Untuk minum, mereka mengandalkan air hujan. Dua nelayan pemburu ikan hiu itu setiap hari hanya menanti pertolongan. Sebab, kapal mereka terbalik akibat cuaca buruk sehingga mesinnya mati.
Di atas puing-puing kapal itulah mereka bertahan. Mereka menancapkan bendera sebagai tanda untuk meminta pertolongan. Namun, upaya itu sia-sia meskipun banyak kapal yang lewat. Mereka terlalu kecil untuk terlihat kapal besar. Teriakan mereka juga tidak bisa terdengar.
Beruntung kapal Helena Selmer melihatnya. Merekapun terjun ke air dan berenang menghampirinya, mereka ditolong awak kapal kargo tersebut dan kemudian dibawa ke pelabuhan Newcastle, New South Wales. Di pelabuhan itulah mereka kemudian dijemput staf KJRI Sydney untuk kemudian dipulangkan ke Indonesia. [tjs/inilah.com]
Itulah bukti pertolongan Tuhan pada hambanya. Namun pertolongan Tuhan tidak datang begitu saja, sebagai manusia kita tetap harus berusaha maksimal untuk menjemput pertolongan-Nya. Titik temu antara ikhtiar dan pertolongan Tuhan, itulah rahasia Tuhan yang tak kita ketahui.
Yoktan dan Samuel tidak menyerah dan terus berusaha untuk mendapatkan pertolongan. Mereka tidak tahu berapa lama lagi dan kapan pertolongan itu akan datang. Tapi, mungkin mereka punya harapan dan keyakinan bahwa Tuhan akan menolong mereka. Mungkin mereka berdo’a sambil terus berusaha untuk mendapatkan pertolongan.
Mereka berdua sadar, harus berusaha maksimal untuk mendapatkan pertolongan Tuhan melalui tangan-tangan hambanya. Mereka tahu harus bisa bertahan hidup dengan sumber daya seadanya di sekitar mereka (ikan mentah dan air hujan) sampai pertolongan itu datang.
Apa yang terjadi seandainya mereka berdua menyerah setalah dua minggu? Tak berusaha lagi untuk meminta pertolongan, tak berusaha lagi untuk menjaga kondisi fisiknya dengan makan ikan mentah dan minum air hujan. Kemungkinan besar mereka berdua akan sakit, fisiknya dan mentalnya melemah, semakin lemah dan akhirnya membiarkan dirinya tenggelam ditelan lautan lepas.
Untungnya mereka berdua tidak menyerah pada keadaan. Mereka tetap bertahan, berusaha menjaga kondisi fisik dan psikis. Sampai akhirnya pertolongan Tuhan datang melalui awak kapal Helena Selmer.
Awak kapal Helena Selmer melihat dua orang yang terapung di tengah lautan, lalu menolong mereka berdua.
Itulah titik temu antara ikhtiar manusia dan ketetapan Tuhan.
Jika anda mengalami apa yang dialami mereka berdua, apa yang akan anda lakukan? silakan berbagi di komentar.
Jika menurut anda artikel ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.
Tarjum adalah pendiri dan editor Curhatkita, Forum Curhat, Grup Teman Curhat dan Solusi Bipolar Facebook. Penulis buku psikomemoar "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini dan ikuti Tarjum di Facebook dan Twitter.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)