Cerbung
Curhatkita
Oleh Tarjum
Cerita sebelumnya...
Biasanya ketika Jaka pamit pulang, Rina seperti enggan berpisah. Tapi kali ini beda! Sikap Rina biasa-biasa saja, bahkan seperti tak peduli. Lagi-lagi membuat tanda-tanya di hati Jaka.
Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab terus menumpuk di pikiran Jaka. Ia belum menemukan petunjuk yang mengarah pada jawaban meyakinkan dari pertanyaannya. Namun ia bertekad, akan menyelidiki dan mencari tahu apa penyebab perubahan sikap Rina padanya.
Jaka berpikir mungkin ada orang ketiga dalam hubungan mereka. Tapi, siapa orang ketiga itu? Ia belum punya gambaran yang jelas.
Jaka akan mencoba mencari tahu dari teman-teman Rina. Teman-teman sekolah dan teman-teman dekatnya. Ada tiga orang teman sekolah Rina yang masih satu desa. Bahkan yang dua orang teman sekelas. “Tapi apakah mereka mau membuka rahasia temannya sendiri?” pikirnya. “Apa pun hasilnya, yang jelas aku harus mencoba dengan segala cara. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Rina.”
Menekuni hoby untuk mengalihkan fokus pikiran
Agar tak terlalu fokus memikirkan sang kekasih. Jaka lebih banyak meluangkan waktu untuk menekuni hobynya, main bola voli dengan rekan-rekan setimnya. “Gak akan kubiarkan masalah cinta melemahkan pikiranku,” gumamnya. “Masalah harus jadi motivasi bagiku untuk menjadi lebih baik.”
Selain bermain di lapangan bersama rekan-rekannya, Jaka juga suka berlatih sendiri. Melatih kekuatan dan ketahanan fisiknya dengan berlari ditengah sengatan terik matahari. Menyusuri jalan-jalan desa atau mengitari lapangan sepak bola.
Untuk melatih kekuatan mentalnya, Jaka suka berlari melintasi keramaian seperti melewati perumahan atau pasar. Itu dilakukan atas instruksi pelatihnya. Untuk membiasakan diri mengatasi rasa malu dan canggung saat berada di tengah keramaian. jika sudah terbiasa dan merasa nyaman berada di keramaian, maka nantinya akan lebih tenang saat berada di arena permainan yang riuh oleh sorak-sorai supporter.
Jika saat berlari terlintas wajah sang kekasih, Jaka akan mempercepat langkah kakinya. Sambil berlari menggenjot kekuatan fisiknya, ia terus memotivasi dirinya, ia harus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi secara fisik dan mental. “Masalah apa pun, termasuk masalah cinta harus membuatku lebih tangguh fisik maupun mental. Aku tak akan membiarkan diriku menjadi lembek karena masalah cinta,” gumamnya penuh semangat.
Tak jarang Jaka menggenjot daya tahan fisiknya selama berjam-jam di tengah terik matahari, sampai energinya terkuras. Kalau sudah begitu biasanya ia akan berbaring terlentang di pinggir lapangan seperti orang yang kehabisan napas. Tak jarang ia sampai muntah dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk minuman keras. Itu artinya dia sudah melewati puncak ketahanan fisiknya, seperti instruksi pelatihnya.
Untuk mencapai kondisi itu, bukan hanya butuh kondisi fisik yang prima, tapi butuh ketahanan mental. Karena saat melakukan aktivitas fisik biasanya orang akan berhenti sebelum mencapai puncak kelelahan, apalagi untuk melewatinya.
Untuk apa Jaka melakukan latihan fisik seberat itu seperti menyiksa diri? Menurut pelatihnya, ia akan mendapatkan dua manfaat sekaligus.
Pertama, manfaat secara fisik. Jika fisiknya terus dilatih untuk mencapai puncak kekuatan, maka daya tahan fisiknya secara bertahap akan terus meningkat, menjadi semakin kuat. Ketahanan fisik adalah modal utama bagi seorang pemain saat menjalani pertandingan berat yang menguras energi. Pemain dan tim yang lebih tangguh secara fisik biasanya akan keluar sebagai pemenang. Tentu saja harus didukung dengan penguasaan teknik yang mumpuni dan kekuatan mental yang kokoh juga.
Kedua, manfaat secara mental. Untuk menggenjot fisik sampai melewati batas ketahanan, perlu daya tahan mental, untuk mengalahkan bisikan dari diri-sendiri. Saat barada dalam kelelahan, pikiran kita seolah menyuruh kita berhenti, “Berhenti! Berhenti! Jangan diteruskan! Kamu sudah terlalu lelah!” Jika bisa mengalahkan bisikan itu dan tak berhenti walaupun sudah merasa kepayahan, berarti kita sudah bisa mengalahkan diri sendiri.
Saat berada di arena permainan, selain kemampuan teknik dan ketahanan fisik, prima, kekuatan mental seorang pemain juga tak kalah pentingnya. Jika dua tim yang bertanding sama-sama unggul dari segi teknik maupun fisik, tim yang lebih kuat secara mental biasanya akan keluar sebagai pemenang.
Percikan Bunga Api
Masalah cinta yang sedang dihadapi Jaka, seperti percikan bunga api yang membakar semangatnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Masalah ia hadapi dengan sikap dan tindakan positif. Ia sudah terbiasa menghadapi tekanan. Ia sudah membiasakan diri untuk menyikapi setiap situasi dan masalah dengan sikap positif.
Jaka juga sudah melatih dan mengasah daya pikirnya agar mampu belajar dari pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Semua itu ia lakukan karena ia merasa punya keterbatasan pendidikan dan pengetahuan. Jaka yang hanya lulus SMA, harus memendam keinginannya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, karena keterbatasan biaya.
Jaka bisa cepat belajar dari pengalamannya sendiri maupun pengalaman orang lain. Ia juga tak segan untuk bertanya kepada orang yang ia anggap punya pengalaman dan pemahaman mendalam mengenai suatu masalah.
Dalam hal cinta, karena ia merasa belum punya pengalaman yang memadai, ia berusaha keras belajar dari pengalaman. Ia suka bertanya dan berdiskusi dengan Eka sahabatnya, yang ia anggap punya banyak pengalaman dalam urusan cinta. Tapi kali ini Jaka belum cerita kepada siapa pun, termasuk kepada Eka, tentang masalah cinta yang sedang dihadapinya.
Problem cinta yang kini sedang menderanya tak ia anggap sebagai beban, tapi ia jadikan sebagai tantangan sekaligus media pembelajaran.
Bersambung...
Jika menurut anda cerita ini cukup menarik dan memberi inspirasi silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.
Tarjum adalah pendiri dan editor Curhatkita, Forum Curhat, Grup Teman Curhat dan Solusi Bipolar Facebook. Penulis buku psikomemoar "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini dan ikuti Tarjum di Facebook dan Twitter.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
kapan lanjutannya nih abang?? ditunggu kelanjutannya ya bang
Guardian,
Sabar ya, lagi dalam proses penulisan. Rencananya awal Desember ceritanya akan mulai tayang lagi di Curhatkita. Terima kasih dah berkenan baca ceritanya :)
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)