BUKU: 2 KUTUB

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal gangguan bipolar, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah buku “2 KUTUB: Perjalanan Menantang Di Antara Dua Kutub”.

Info Buku >> KLIK DISINI

Bagaimana Menanggapi Sikap Negatif Orang-orang Terdekat Terhadap Gangguan Jiwa Anda?

    

Oleh Tarjum

Pada artikel sebelumnya saya sudah menjelaskan tentang Bagaimana Meyakinkan Orang Terdekat tentang Kondisi Psikologis yang Anda Alami.

Jika ternyata orang-orang terdekat anda belum juga bisa memahami keadaan anda atau malah bersikap negatif, langkah apa yang sebaiknya anda lakukan?

Tak mudah meyakinkan orang lain, termasuk orang tua dan keluarga sendiri tentang gangguan jiwa yang kita alami, karena mereka tidak pernah merasakannya.

Ketika pertama kali saya cerita tentang gangguan jiwa saya kepada orang tua (Bapak), beliau tak percaya begitu saja. Bahkan sampai beberapa lama Bapak menganggap apa yang saya alami hanya gangguan pikiran biasa. Butuh waktu dan kesabaran untuk meyakinkan orang-orang terdekat tentang kondisi psikologis yang kita alami.

Memahami Orang tua yang Belum Bisa Memahami Kondisi Anda

Jika orang tua belum bisa memahami sepenuhnya keadaan anda dan malah berpikir negatif, jangan berkecil hati apalagi sampai berpikir negatif kepada orang tua atau keluarga.

Untuk memahami sesuatu yang tak terlihat dan tak bisa dirasakan bukan hal yang mudah. Apalagi pehamaman orang tua, keluarga dan masyarakat tentang gangguan jiwa masih sangat terbatas.

Coba cari alternatif lain, cari seseorang yang bisa jadi teman curhat. Orang yang bisa memahami kondisi mental anda. Bisa saudara, teman atau sahabat yang anda percaya. karena kita tak bisa memaksakan seseorang untuk bisa memahami diri kita. Lebih baik kalau anda kenal dengan seseorang yang sedang atau pernah mengalami gangguan jiwa yang sama dengan anda.

Sharing di Grup-grup Diskusi Online

Sekarang banyak grup-grup diskusi online khusus masalah gangguan jiwa seperti skizofrenia, gangguan bipolar atau jenis gangguan jiwa lain. Salah satunya adalah Grup Facebook Bipolar Indonesia dan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI). Anda bisa gabung di grup ini untuk sharing pengalaman dan pengetahuan seputar masalah gangguan kejiwaan.

Anggota grup-grup diskusi online ini terdiri dari ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan), keluarga ODMK, psikolog, psikiater, aktivis keswa dan orang-orang yang peduli terhadap masalah-masalah gangguan kejiwaan.

Konsultasi dengan Psikiater

Selain dua alternatif media curhat di atas, anda juga harus konsultasi dengan psikiater anda. Jika anda belum pernah konsultasi dengan psikiater karena berbagai alasan, cobalah beranikan diri untuk konsultasi. Agar anda mamahami kondisi mental anda lebih jelas dan akurat.

Berpikir Positif Terhadap Orang-orang yang Berpikir Negatif

Lalu bagaimana sebaiknya menanggapi sikap orang tua, keluarga dan orang-orang terdekat yang belum bisa memahami anda atau malah berpikir negatif tentang kondisi mental anda?

Ketimbang berpikir, "Mengapa mereka tidak bisa mehami saya? Mengapa mereka menganggap saya hanya menjadikan penyakit sebagai alasan?

Cobalah berpikir, "Saya mengerti kalau mereka belum bisa memahami saya, saya menerima kalau mereka menganggap saya menjadikan penyakit sebagai alasan. Tapi saya tidak seperti yang mereka kira. Walaupun saya membutuhkan cinta dan perhatian mereka, saya akan memikul tanggung jawab pemulihan diri saya sendiri.”

”Saya akan menjadikan penyakit sebagai alasan untuk bangkit menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat.

Walaupun saya membutuhkan uluran tangan mereka, saya tidak terlalu mengharap dukungan mereka. Saya akan berusaha mengatasi masalah saya dengan kemampuan yang saya miliki. Selain membantu diri-sendiri, saya juga akan berusaha membantu orang-orang yang mengalami masalah kejiwaan seperti yang saya alami.”

Tanggung Jawab Pemulihan Kondisi Jiwa Anda

Anda tak bisa terlalu mengharap dukungan dan bantuan orang lain, termasuk orang tua atau saudara sendiri. Berharap boleh tapi jangan jadi sebuah keharusan. Tanggung jawab pemulihan kondisi jiwa anda sepenuhnya ada di pundak anda sendiri.

Jadikan balok sandungan sebagai batu loncatan. Jangan biarkan gangguan jiwa membuat anda lemah, tapi harus membuat anda menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Jangan terlalu berharap untuk menerima, tapi berusahalah untuk memberi. Semakin banyak memberi, anda akan semakin banyak menerima.

Teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah.

Bagaimana cara anda menanggapi sikap negatif orang tua dan keluarga? Silakan berbagi di komentar.

Tarjum adalah pendiri dan editor Curhatkita, Forum Curhat, Grup Teman Curhat dan Solusi Bipolar Facebook. Penulis buku psikomemoar "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini dan ikuti Tarjum di Facebook dan Twitter.



Bookmark and Promote!



Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.

Komentar :

ada 3 komentar ke “Bagaimana Menanggapi Sikap Negatif Orang-orang Terdekat Terhadap Gangguan Jiwa Anda?
Honda Center on Selasa, 13 September 2011 pukul 22.24.00 WIB mengatakan...

Bila terkena ganguan jiwa sih Om, kalo menurut saya pribadi lebih baik tetap selalu percaya diri dan yakin bahwa diri kita seperti layaknya orang normal pada umumnya.

Anonim mengatakan...

saya mau tanya sikap negatif dari keluarga ato tmn2 kantor umum nya knapa ya ? maksud saya sifat2 ato ciri2 orang bipolar tu apa aja sih yang menyebabkan keluarga ato tmn2 marah ?

Tarjum on Kamis, 01 Maret 2012 pukul 19.07.00 WIB mengatakan...

Saya males ngomong bahkan bingung mau ngoming apa. Keadaan ini saya alami ketika saya depresi.

Waktu saya sekolah, di kelas saya hanya berdiam diri, ketika jam istirahat saya bersembunyi di perpustakaan. Ketika pulang sekolah saat saya dan teman-teman jalan bareng, hampir tak sepatah katapun terucap dari bibir saya. Kalaupun berkata-kata hanya sekedarnya dan kadang gak nyambung.

Ini yang sering membuat saya tersiksa. Dan saya berpikir jangan-jangan temen-temen saya di sekolah atau di lingkungan saya menganggap saya aneh. Dan memang benar karena saya lebih banyak berdiam diri dan gak suka bercanda, mereka mulai menjaga jarak dan menjauhi saya. Kondisi ini biasanya berlangsung sekitar 1-2 minggu. Setelah itu saya kembali ke fase manik. Saya lebih banyak bicara, aktif dahkan hiperaktif di ruang kelas. Waktu itu saya menganggap fase manik sebagai kondisi normal.

Saat kondisi depresi inilah mungkin salah satu hal yang menyebabkan keluarga atau orang-orang terdekat berpikir negatif kepada ODB. Karena mereka melihat ada kelainan atau hal-hal aneh dari sikap dan tindakan ODB.

Posting Komentar

Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)

Tiga Serangkai eBook Bipolar

3 eBook Bipolar ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya. Mengupas secara detail dan sistematis dari gejala awal, saat berada di puncak manik dan depresi, sampai langkah-langkah pemulihannya. Inilah ebooknya : "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah”, “Berdamai dengan Bipolar” dan “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”.
eBook 1: "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"

Buku psikomoar ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan gangguan jiwa yang tidak saya fahami dan membuat saya bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya pulih, bahwa saya mengalami Gangguan Bipolar. [Selengkapnya]




eBook 2: "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Bagaimana mendampingi orang yang mengalami Gangguan Bipolar? eBook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar. [Selengkapnya]



eBook 3: “7 Langkah Alternatif Pemulihan Bipolar”

eBook ini merupakan inti dari pengalaman dan pemahaman bipolar saya. Inti dari tulisan-tulisan saya di buku, ebook, blog, facebook, twitter dan media lainnya. eBook ini bukan teori-teori tentang gangguan bipolar! Bukan formula ajaib untuk mengatasi gangguan bipolar! eBook ini tentang tindakan, langkah-langkah penanganan bipolar. [Selengkapnya]


eBook Novel: “Pengorbanan Cinta”

Novel ini bukan sekedar kisah cinta yang romantis dengan segala macam konflik di dalamnya. Saya berani menyebut novel ini sebagai “Buku Pelajaran Cinta”. Beda dengan buku pelajaran pada umumnya, Buku Pelajaran Cinta ini tak membosankan, malah sangat mengasyikan dibaca. Setelah mulai membaca, jamin Anda tak ingin berhenti dan ingin terus membacanya sampai akhir cerita. [Selengkapnya]



eBook Panduan: “7 Langkah Mudah Menyusun & Memasarkan eBook”

Jika dikemas dengan desain cover yang apik dan diberi judul yang manarik, kumpulan posting blog atau catatan facebook anda bisa disusun menjadi sebuah ebook yang akan memikat pembaca di ranah maya. Selanjutnya ebook anda tinggal dipasarkan secara online.
[Selengkapnya]

 
 © Copyright 2016 Curhatkita Media  template by Blogspottutorial