Oleh : Esther Budhi
Hai kawan-kawan anggota forum jiwa sehat di jakarta, yogyakarta, bandung, bogor, surabaya...saya Esther Budhi, saya dari asosiasi jiwa sehat yogyakarta. Aktivitas sehari-hari di Yayasan Siloam yang menangani masalah kesejahteraan sosial khususnya ketergantungan napza, hiv-aids dan sakit gangguan mental/jiwa.
Ketika saya membaca curhat mas Tarjum...terus terang saya terharu, bangga, dan patut diacungi jempol karena Tarjum seorang yang gigih, semangat hidup dan perjuangannya tinggi, serta dapat share dengan kawan-kawan perihal dirinya...mengingat satu hal yang kita patut diketahui, tidak semua penderita gangguan mental/jiwa bisa terbuka dan membuka dirinya serta menjadi berkat bagi orang lain. Ketika kita merasakan adanya gangguan dalam jiwa kita dan kita menyadarinya serta mengungkapkannya, secara tidak langsung itu merupakan kunci dari pengobatan awal. Banyak orang sakit gangguan mental/jiwa tidak mengakui/menyadari bahwa dirinya sakit, sehingga penderita bersembunyi di balik sakitnya dan akhirnya ia menggunakan topeng dalam kehidupannya...so bagaimana mau pulih? bagaimana mau tertolong?
Di samping memberikan pendampingan, terapi rehabilitasi terhadap orang yang mengalami gangguan mental/jiwa baik karena narkoba maupun yang lain, saya melakukan research, ternyata, pendampingan yang intensif, dengan sepenuh hati, sayang dan cinta yang tulus kita berikan kepada penderita serta memposisikan mereka dengan orang normal itu semua akan memotivasi penderita untuk mengalami proses kesembuhan, tapi keluarga juga perlu di support agar pelayanan sejajar. Banyak klien yang selesai di rehabilitasi, pulang ke keluarganya, tidak lama kemudian kembali lagi ke rumah rehabilitasi, karena penderita merasa tidak memperoleh rasa ‘save’, tidak confortable, aktualisasi dirinya tidak bisa teraplikasikan karena lingkungan menganggapnya ia sakit dan masih sakit dan akan tetap sakit. Hal ini membuat penderita melakukan justifikasi terhadap dirinya sendiri dan mengalami kemunduran dari kondisi sebelumnya.
Sosialisasi tentang sakit jiwa memang tidak sedahsyat dan seheboh sosialisasi napza atau problematik patologik lainnya, kaum awam memberikan stigma negatif terhadap penderita ini, meskipun tidak semua...untuk itulah, saya ajak para pembaca untuk menghapus stigma negatif yang ada di diri penderita, keluarga dan masyarakat. Kita juga harus ingat bahwa orang yang menderita psikotik memiliki harapan dan masa depan yang baik seperti orang normal lainnya. Jadi sekarang, ayo....kita teriakkan dan canangkan ke seluruh orang-orang di sekitar kita, keluarga kita, minimal diri kita sendiri bahwa sakit psikotik dapat diatasi, sehingga stigma negatif terhapus tahap demi tahap.
Pengalaman yang menarik selama saya bergerak di bidang rehab napza dan jiwa adalah, secara pribadi, saya semakin dapat membangun diri sendiri, memotivasi diri, dan mengkonseling diri sendiri sehingga ketika ada orang share tentang hal ini, saya dapat menjadi jembatan bagi mereka.
Alamat Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta :
Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta, Jl. Godean - Tempel Km.3, Dsn. Klangkapan I, Ds. Margoluwih, Kec. Seyegan, Kab. Sleman-Yogyakarta.
Telp. person: Esther Budi (Ketua/Pendiri) 081229474700, 0274-8204022 dan Kantor 027-4798382.
Email : estherlis_jogja@yahoo.comArtikel terkait :
Sebuah Harapan dari Seorang Mantan Penderita Bipolar
Jangan Malu jika Mengalamai Masalah Kejiwaan
Ke Psikiater Belum Tentu Sakit Jiwa
Bagaimana Rasanya Menderita Gangguan Jiwa?
Aku Penderita GAD (General Anxiety Disorder)
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)