Pengorbanan Cinta #9

    

Cerbung
Curhatkita
Oleh Tarjum


Cerita sebelumnya…

Kelemahan yang dia miliki memang kadang membuatnya agak minder. Namun dia berusaha menutupinya dengan terus belajar dan memperbaiki diri. Sebaliknya, kelebihannya terus ia asah dan kembangkan, untuk membuat dirinya lebih percaya diri dan lebih menarik di mata sang kekasih.


Persaingan Cinta

Jaka tahu, banyak pesaing yang ingin mendapatkan cinta Rina. Cowok-cowok yang dalam banyak hal memiliki kelebihan dibanding dirinya. Mereka sudah berpengalaman menjalin hubungan dengan cewek. Jaka sadar, dirinya hanya cowok kuper yang nihil pengalaman cinta.

Namun Jaka tak menganggap segala kelemahan dirinya sebagai halangan yang melemahkan. Sebaliknya dia menganggap semua itu sebagai tantangan yang harus diatasi agar bisa memenangkan persaingan.

Sebenarnya Jaka sudah selangkah lebih maju dibanding para cowok saingannya. Karena orang tua dan kakak-kakaknya Rina, menyukai Jaka dan merestui hubungan mereka berdua. Sedangkan cowok-cowok lain belum ada yang berani main ke rumah Rina.

Pernah suatu malam, saat di kampung Rina ada acara hajatan, Jaka janjian akan menjemput sang pacar untuk nonton bareng. Malam itu Jaka agak telat menjemput Rina. Begitu sampai di depan rumah Rina, Jaka melihat ada motor diparkir di jalan masuk rumah Rina. Sang pemilik motor dan seorang temannya duduk di bes (tempat duduk) pinggir jalan, agak jauh di depan rumah Rina.

Jaka tahu, cowok itu sedang mendekati Rina, seperti yang Rina ceritakan padanya. Jaka membawa motornya dan parkir di depan pintu ruang tamu Rina. Matanya melirik dengan perasaan puas ke arah dua pria itu.

Setelah mengetuk pintu, Jaka masuk dan duduk di ruang tamu, menunggu Rina yang sedang berdandan. Melalui kaca ruang tamu, Jaka kembali melihat ke arah Pria tadi yang masih duduk di pinggir jalan.

Tak lama kemudian Rina keluar dari kamarnya. Tampak cantik dan menawan. Membuat Jaka berdebar-debar saat memandangnya. Rina mengenakan kemeja warna abu, ketat membalut tubuhnya yang sexi dan sintal. Dipadu celana katun setengah betis yang juga ketat. Rambut sebahunya dibiarkan terurai tak diikat. Rina benar-benar cantik malam itu di mata Jaka.

Penampilan Rina yang menawan membuat Jaka bengong beberapa saat. Matanya seperti tak mau berkedip menatap Rina yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.

“Hey, biasa aja kali, gak usah melongo gitu!” kata Rina mengagetkan Jaka.

“Ya Tuhan, Rin, kamu cantik benget malam ini. Benar-benar beda!”

“Apanya yang beda sih? Aku dandan biasa aja kok. Emang sih bajunya baru aku pake.”

“Kamu tampak sexi banget malam ini, sumpah!” kata Jaka, matanya memandang Rina dari ujung rambut sampai ujung kaki.

“Udah ah, ngegombal terus, bikin aku geer aja. Lagian liatin aku kok kayak kucing liatin tikus aja.”

Jaka hanya tersenyum. “Rin, ada cowok yang nunggu kamu tuh di depan,” Kata Jaka dengan mimik sinis.

“Nungguin aku? Siapa? Aku gak janji ketemu siapa-siapa kok.” Jawab Rina. Penasaran, Rina berjalan ke arah pintu, melihat dua orang pria yang duduk di bes pinggir jalan. “Oh, dia. Emang aku kenal dia, tapi aku gak janji mau ketemu kok.”

“Ya udah, gak usah ditemuin. Kita jalan sekarang gak nih?” tanya Jaka.

“Ya, jalan sekarang aja, biar pulangnya gak kemaleman.” Jawab Rina.

Rina dan Jaka keluar dari rumah. Setelah Rina membonceng dibelakangnya, Jaka segera menghidupkan motor. Jaka sengaja menjalankan motornya dengan pelan, keluar dari halaman rumah Rina menuju jalan Raya.

Saat melewati dua pria yang dari tadi duduk di bes itu, Jaka merasa sangat puas melihat wajah kecewa keduanya. Kedua pria itu hanya bisa yang melongo dan tak bisa berbuat apa-apa melihat cewek cantik yang sedang mereka incar dibawa pria lain.

“Tungguin aja tuh bes sampe pagi. Enak aja mau deketin cewek gue,” gumam Jaka dalam hati.

Druummmm..!!! motor Jaka menderu, lalu melaju kencang menuju lokasi hiburan yang letaknya agak jauh dari rumah Rina.

Malam itu, Jaka dan Rina nonton organ tunggal di acara hajatan di kampung Rina. Di sana, banyak juga muda-mudi yang nonton dengan pasangannya masing-masing. Organ tunggalnya nggak terlalu bagus, tapi bagi Jaka bukan nontonya yang penting, berduaan dengan sang pacar yang mengasikan.

Saking asyiknya nonton berdua, tak terasa jam sudah menunjukan pukul 22.30, Rina ngajak Jaka pulang, karena besok Rina sekolah. Mereka berdua pulang dengan wajah sumringah, terutama Jaka.

Setelah mengantar Rina ke rumahnya, Jaka pamit pulang. Kedua cowok yang tadi sore duduk di bes depan rumah Rina sudah menghilang.

Bersambung...

Jika menurut anda cerita ini cukup menarik dan memberi inspirasi silakan share di twitter atau facebook. Jika mau berlangganan artikel blog ini melalui email, silakan subscribe disini.

Tarjum adalah pendiri dan editor Curhatkita, Forum Curhat, Grup Teman Curhat dan Solusi Bipolar Facebook. Penulis buku psikomemoar "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini dan ikuti Tarjum di Facebook dan Twitter.

Gambar Ilustrasi karya Anindhita Lakshmi Soeriodipoero

Bookmark and Promote!

Artikel Terkait:

Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.