Oleh : Tarjum
Menyambung tulisan sebelumnya berdujul Puasa dan Terapi Psikis, saya ingin menjelaskan lebih lanjut tentang manfaat puasa terhadap penyembuhan problem psikis. Sebelaumnya saya ingin menjelaskan tentang esensi puasa. Menurut para ulama dan ahli fiqih, ada tiga tingkatan orang yang berpuasaa, yaitu: puasa umum, puasa khusus dan puasa khususil khusus. Saya yakin anda sekalian sudah faham betul soal ini. Saya hanya ingin menjalaskan sekilas saja karena ada kaitannya dengan proses penyembuhan derita jiwa.
Puasa umum, puasa yang hanya menahan haus dan lapar saja. Sesuai namanya puasa inilah yang dijalankan oleh sebagian besar orang.
Puasa Khusus, puasa ini selain menahan lapar dan haus, juga menahan segenap panca indera (ucapan, pendengaran, penciuman, penglihatan dan peraba) dari hal-hal yang dilarang syariat agama. Puasa ini dilakukan oleh sedikit orang.
Puasa khususil khusus, puasa ini selain menahan lapar, haus dan menahan panca indera dari segala hal yang negatif, pikiran dan hatinya hanya tertuju kehaddirat-Nya. Pikiran dan hatinya terjaga dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Jadi orang yang mampu menjalankan puasa khususil khusus ini, jasad, panca indera, pikiran dan hatinya benar-benar berpuasa. Lebih sedikit lagi orang yang benar-benar mampu melakukan puasa ini.
Maaf, teman-teman saya bukan mau berceramah tentang ibadah puasa, karena memang saya bukan ustadz atau kyai yang memiliki pemahaman mendalam soal hukum-hukum agama. Saya hanya berusaha mencoba memahami sejauh mana pengaruh puasa terhadap pemulihan kondisi psikologis seseorang.
Jadi, jika kita mampu menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini dengan baik dan benar sesuai syariat islam (bukan sekedar menjalankan kewajiban ritual agama), saya yakin pengaruhnya akan sangat positif bagi penyembuhan derita jiwa. Saat berpuasa, tubuh, pikiran dan hati kita benar-benar hening dan jernih, hanya memikirkan hal-hal yang positif saja. Tak ada kesombongan, kebencian, dendam, iri, dengki, dan penyakit-penyakit hati lainnya yang tanpa disadari sering mengganggu ketenteraman jiwa.
Saat berpuasa kita melatih diri untuk berpikir, berkata, dan bertindak positif. Suasana bulan Ramadhan juga sangat mendukung, karena setiap orang berusaha untuk lebih banyak melakukan perbuatan (amalan) yang positif dan menghindari perbuatan negatif. Alangkah tenangnya jiwa kita jika mampu membebaskan diri dari segala jenis pikiran negatif, baik kepada diri sendiri, kepada orang lain dan yang terpenting kepada Tuhan. Kita hanya berpikir, berkata dan melakukan hal-hal yang positif dan selaras dengan nilai-nilai kebenaran.
Bagi teman-teman (muslim) yang sedang dalam proses penyembuhan derita psikis atau sedang menjalani terapi, jadikan puasa Ramadhan untuk menyempurnakan ikhtiar penyembuhan. Jalankan ibadah puasa dengan sepenuh hati segenap jiwa. Iringi dengan do’a yang tulus dan ikhlas. Lalu bertawakallah, serahkan dan kembalikan semuanya kepada Allah yang maha kuasa. Jika Allah berkehendak tak ada apa pun yang bisa menghalangi. Semoga Allah memberikan kesembuhan untuk anda sekalian, amin.Artikel terkait :
Puasa dan Terapi Psikis
Terapi Alamiah Penanggulangan Manic Depressive/Gangguan Bipolar (1)
Terapi Farmakologi untuk Gangguan Bipolar
Terapi Fisik Mempercepat Proses Penyembuhan Bipolar
Blogging sebagai Alternatif Terapi Psikis
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)