Diary Ramadhan (1)
Oleh : TarjumCatatan harian di bawah ini dan beberapa posting berikutnya, aku tulis beberapa tahun yang lalu saat aku masih berada dalam belenggu manic depressive sampai kondisi kejiwaanku manuju kesembuhan.
Sebenarnya aku tidak terlalu rajin menulis catatan harian, hanya pada saat-saat tertentu saja—yang aku anggap penting—biasanya aku menulis catatan harian. Beberapa catatan harian di bawah ini aku tulis saat aku sedang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan atau saat malam menjelang hari raya Idul Fitri.
Sebagian catatan harian ini menggambarkan suasana hatiku saat atau sesudah aku menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh, salah satu kewajibanku sebagai seorang muslim. Saat itu aku merasakan betul pengaruh positif ibadah puasa terhadap kondisi kejiwaanku. Puasa bagiku menjadi semacam terapi penyembuhan derita jiwa yang cukup ampuh.
Hikmah Puasa Ramadhan
Kebahagiaan yang tak dapat diukur dengan materi sebesar apa pun. Mungkin inilah yang namanya hikmah dan berkah ibadah puasa Rhamadhan. Mungkin juga inilah buah dari usaha kerasku selama bertahun-tahun. Tapi yang pasti semua ini merupakan kehendak Allah, yang telah mengabulkan doa-doaku serta do’a ayah dan ibuku.
Rasa percaya diri bagi orang lain mungkin bukan suatu yang istimewa, karena mereka tidak pernah kehilangannya. Tapi bagiku rasa percaya diri sungguh sangat berarti bahkan bernilai tinggi, bagian dari diriku yang sangat berharga.
Saat ini aku merasa seperti telah menemukan kembali diriku yang sekian lama hilang, tertimbun lumpur derita batin yang begitu dalam. Keyakinan dan rasa percaya diri mulai tumbuh subur, seperti pohon yang tersiram air hujan dan ditaburi pupuk. Jiwaku terasa lebih tenteram, tenang dan bahagia. Pikiranku lebih jernih dan terbuka dalam menyikapi beragam realitas kehidupan. Emosiku lebih terkendali. Harapan dan optimisme untuk mewujudkan cita-cita seakan terbuka lebar.
Meski demikian aku akui, aku belum sepenuhnya mampu mengendalikan pikiran, sikap dan tindakanku sendiri. Tapi aku yakin aku bisa mengatasinya. Aku berharap, semua ini merupakan modal untuk menjalani hidup yang lebih baik, mewujudkan harapan, cita-cita dan impian yang terputus di tengah jalan.
Subang, 11 Maret 1997
Artikel Terkait :
Puasa dan Penyembuhan Problem Psikologis
Puasa dan Terapi Psikis
Terapi Alamiah Penanggulangan Manic Depressive/Gangguan Bipolar (1)
Terapi Fisik Mempercepat Proses Penyembuhan Bipolar
Terapi Farmakologi untuk Gangguan Bipolar
Artikel Terkait:
- Menjalani Proses Pengobatan dan Pemulihan Gangguan Jiwa, Butuh Keyakinan dan Kesabaran
- Mengapa dan Bagaimana Dia Jadi Tongki?
- Banyak “Tongki” Masuk ke Desa Kami
- Tanggung Jawab dan Keberanian yang Luar Biasa Dua Ekor Semut Pemimpin
- Sahabat yang Unik dan Langka
- Di Ujung Senja Menanti Sang Kekasih
- Ibuku, Tak Pernah Membentak Apalagi Memukulku
- Ayahku adalah Sahabat, Teman Curhat dan Penasihatku
- Kenangan Indah di Tangkuban Perahu dengan Teman, Kekasih dan Anak Istri
- Tuhan Kadang Mengabulkan Do'a Kita dengan Cara yang “Unik” dan Tak Pernah Terbayangkan
- Rekaman Wawancara Tentang Bipolar Dengan Penyiar Radio Nederland Wereldomroep (RNW)
- Ada Apa di Tahun Baru 2012?
- Indah dan Uniknya Persahabatan di Dunia Maya
- Testimoni
- Selamat Idul Fitri 1432 H
- Hanya Dalam 6 jam Kehilangan 2 Penopang Hidup Keluarga
- Antara Atlet dan ODB
- Jangan Takut untuk Mencintai, Seseorang sedang Menunggu Kedatangan Anda
- Sahabat, Tapi juga Musuh Dalam Selimut yang Lambat Aku Kenali
- Saling Berbagi untuk Mencari Solusi Terbaik Penanganan Gangguan Bipolar
- Oleh-Oleh Nyantri di Pesantren Ustad Yusup Mansyur
- Jangan Hanya Mencari Obat, Tapi Cari Dulu Sang Pemilik Obat!
- Pengorbanan Cinta
- Luapan Semangat dan Gairah yang Saya Alami, Bukan Manik!
- Komentar dan Saran dari Teman Facebooker dan Blogger
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Jiwa di bina lewat Shaum, sholat, tilawah & sedekah, mendorong seseorang untuk senantiasa berada dalam kebaikan.
Selamat menunaikan ibadah shaum, mohon maaf lahir & bathin
Setuju Mas Harto, selamat shaum.
Catatan harian. Sukarno, Kuntowijoyo, Gur Dur, Jalaludin Rahmat, dan sederet nama orang-orang besar, memiliki diary. Sedikit banyak, Aku pun mulia mencontek dari mereka. Setelah 11 tahun perjalanan diaryku, kini aku berubah menjadi sebuah blog. Ditambah cinta yang mengiris relung hati. Kuharap ini menjadi bara semangat, untuk pujaanku, teman, keluarga, dan semua yang bicara. Kalau ada seseorang yang bilang semangatnya kini telah hilang, pantaslah untuknya takbir empat kali. Dari sekian banyak postingan dalam blog, tema yang ini paling menggugah. Salam kenal. Tetap berkarya!
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)