Oleh Tarjum
Di bulan ini kita akan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Ibadah-ibadah lain pun biasanya akan lebih ditingkatkan amalannya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Bagi teman-teman muslim/muslimat yang masih bergelut dengan gangguan bipolar atau gangguan jiwa lainya, bulan Ramadhan bisa menjadi momen yang tepat untuk mengoptimalkan ikhtiar pemulihan. Terapi religi dan spiritual bisa menjadi pendamping terapi medis dan terapi lain yang sedang anda jalani saat ini.
Di Bulan Ramadhan, seorang muslim selain menjalankan ritual ibadah rutin seperti sholat, dzikir, baca Al-Qur’an, shodaqoh dan ibadah lainnya, akan menjalankan ibadah khusus bulan Ramadhan yang benar-benar melibatkan aspek fisik, mental dan spiritual sekaligus, yaitu ibadah puasa sebulan penuh. Soal ini saya sudah jelaskan di artikel “Puasa dan Terapi Psikis” dan “Puasa dan Penyembuhan Problem Psikologis”.
Saat bulan Ramadhan biasanya aktivitas dan gairah ibadah kita meningkat, karena suasana lingkungan yang sangat mendukung. Bukan hanya di dunia nyata aktivitas religi meningkat, di layar kaca pun hampir 24 jam penuh diisi tayangan acara-acara bertema religi.
Energi positif di dalam diri maupun di luar diri menguat saat bulan Ramadhan. Setiap orang berusaha untuk lebih banyak melakukan hal-hal positif dan menghindari hal-hal negatif.
Saat berpuasa sebagian organ tubuh terutama organ percernaan beristirahat atau aktivitasnya berkurang dibanding ketika tidak berpuasa. Keadaan ini membuat tubuh, pikiran dan perasaan kita menjadi lebih jernih, hening dan damai. Ketika pikiran jernih dan hening, kita pun bisa lebih jernih melihat dan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungan di sekitar kita.
Ketika kita sudah bisa memahami diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, selanjutnya kita juga akan bisa menerima diri-sendiri apa adanya. Bukan sebaliknya menuntut atau membandingkan diri dengan orang lain yang malah menumbuhkan perasaan minder, gak pede, merasa tersisih dan tak berharga. Sikap dan pikiran negatif tersebut, disadari atau tidak bisa menjadi pemicu gangguan jiwa, dari yang ringan sampai yang berat.
Lho, kok, saya jadi kayak ustadz yang lagi ceramah ya..he.he…
Bukan maksud ngajarin, saya hanya berbagi pengalaman, karena saya pernah merasakan bagaimana pengaruh positif ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya yang saya jalani di bulan suci Ramadhan.
Pengalaman saya, setiap selesai menjalankan ibadah puasa Ramadhan, saya merasakan perubahan positif dalam diri saya terutama dari segi mental dan spiritual. Saya merasakan proses pemulihan kondisi psikis yang cukup signifikan.
Benarkah demikian?
Agar lebih yakin, silakan anda baca salah satu artikel yang saya kutif dari curhat saya di buku harian “Rekaman Suasana Hati di Bulan Ramadhan”. Curhat ini saya tulis 16 tahun yang lalu, di hari terakhir bulan Ramadhan menjelang hari raya Idul Fitri.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, semoga anda diberi kekuatan menjalankannya dan mendapat hikmah serta pelajaran berharga untuk bekal hidup anda di bulan-bulan berikutnya.
Sebagai bahan bacaan dan renungan di bulan Ramadhan, sambil menunggu waktu berbuka puasa, saya pilihkan 17 artikel yang menarik dan inspiratif. Berikut link artikelnya : http://curhatkita.blogspot.com/2011/08/17-artikel-pilihan-bacaan-dan-bahan.html
Semoga bulan suci Ramadhan yang penuh hikmah, berkah dan ampunan ini, bisa menjadi momen yang tepat untuk menyempurnakan ikhtiar dan mempercepat proses pemulihanhan problem psikis yang anda alami. Amin.
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)