Oleh : Tarjum
Ada seorang mahasiswa yang mengirimi saya email. Dia sedang menyusun skripsi dengan tema Citizen Journalism. Dia membaca tulisan-tulisan saya di situs jurnalisme warga wikimu.com. menurutnya tulisan-tulisan saya menarik. Saya tanya, “Apa yang menarik dari tulisan-tulisan saya?” Berikut jawaban sang mahasiswa :
“Tulisan kang Tarjum sangat menarik sekali, karena di tulis dengan gaya bahasa yang alami dan sederhana sehingga memudahkan untuk dicerna. Sebenarnya ada yang lebih menarik dari tulisan-tulisan kang tarjum, yaitu "Kang Tarjum" sendiri. Kang Tarjum sebagai orang daerah tapi terus mengikuti perkembangan global, yaitu menjadi citizen journalist di wikimu. Serta kepercayaam diri Kang Tarjum yang menggunakan nama asli (Tarjum) yang menurut sebagian orang di anggap kedaerahan. Banyak sekali orang-orang yang punya nama kedaerahan, tapi ketika online namanya berubah jadi kekotaan dan menghasilkan tulisan yang kurang bermanfaat.
Tapi kang Tarjum yang menggunakan nama asli, menghasilkan tulisan alami dan sederhana serta sangat bermanfaat, merupakan hal sangat sulit dijumpai di dunia online saat ini.”
Wuiihh..pujian yang membuat hidung saya yang pesek sedikit mengembang, orang sunda bilang “rebeh”. Tulisan saya memang sederhana dan Ndeso karena memang saya orang desa yang sedang belajar memahami teknologi informasi.
Tulisannya mudah difahami, benarkah? Itu tergantung pembaca yang menilainya. Kalau memang benar mudah difahami, ya, itu memang harapan saya.
Tulisannya bermanfaat, ini pun tergantung pembaca, kalau memang bermanfaat, ya syukurlah, itu memang tujuan saya menulis. Saya ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, sekecil apapun nilainya.
Yang terakhir, yang saya lakukan sulit dijumpai di dunia online, weeh..berarti saya mahluk langka dong..he..he... Banyak sekali orang-orang yang menulis di dunia maya dengan hati, tulus tanpa pamrih dan tak mengharapkan sanjungan, saya hanya mencoba belajar dari mereka.
Makna nama “Tarjum”
Saya menggunakan nama asli “Tarjum” yang ndeso itu dan tak menggunakan nama samaran yang keren di dunia maya dengan beberapa alasan :
Nama adalah do’a dari orang tua yang memberikan nama itu untuk anaknya. Nama saya itu ternyata memiliki arti yang simpel namun bagus, paling tidak begitu menurut ayah yang memberikan nama itu. Ayah memberikan nama itu tidak sembarangan dan hasil itung-itungan. Arti nama Tarjum itu diambil dari kata pertamanya “Ta” artinya “Tamat”. Arti lebih jelas dan lengkapnya menurut ayah adalah, Tarjum dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu selalu sampai tamat atau tuntas. Bagus bukan makna dari nama saya itu!
Nah, karena nama juga do,a berarti orang tua saya mendo’akan saya dan selalu mendo’akan agar saya bisa menyelesaikan apa pun yang saya lakukan, luar biasa kan makna nama “Tarjum” itu. Tapi, ya tergantung orang yang punya namanya juga sih, sebagus apa pun nama, kalau orangnya sendiri malas dan tak mau kerja keras, ya gak bakalan tuntas..he..he…
Awalnya saya sendiri sempat minder dengan nama itu, nama kok aneh (sunda bukan, jawa juga bukan), gak enak didengar dan singkat banget tak ada kepanjangannya. Guru saya di SMU suka memplesetkan nama saya, “Tarjum, artinya antar-jemput.” Namun setelah mendapat penjelasan tentang arti nama itu, saya tak malu lagi menyandang nama Tarjum. Justru saya bangga dengan nama yang unik itu, kerena sampai saat ini saya belum menemukan nama orang lain yang sama. Mungkin nama “Tarjum” cuma ada satu-satunya di Indonesia….welleeh, bisa jadi rekor Muri nih.
Nama dan Kampanye
Ada satu lagi alasan mengapa saya menggunakan nama asli di dunia maya. Sebenarnya bukan hanya nama, semua data diri saya selengkapnya dan sejalasnya saya cantumkan di website dan blog saya. Bukan hanya itu kisah pribadi saya yang sebenarnya sangat rahasia saya beberkan dengan gamblang di website, blog dan situs jurnalisme warga wikimu.com.
Mengapa saya membeberkan rahasia pribadi saya? Karena saya sedang “Kampanye”! Bukan kampanye pemilu caleg atau pemilu presiden, tapi ‘kampanye psikologi’. Tema kampanye saya adalah “JANGAN MALU JIKA ANDA SAKIT JIWA”. Kampanye yang saya lakukan ini untuk mengikis stigma negatif yang sampai saat ini masih melekat kuat pada penderita gangguan kejiwaan. Saya memulai kampanye ini dari diri saya sendri, “Saya tak malu pernah menderita sakit jiwa.” Saya berharap orang-orang yang pernah atau sedang mengalami masalah kejiwaan juga tak merasa malu dan mau membuka diri.
Adakah diantara anda yang bersedia menjadi juru kampanye (jurkam) “JANGAN MALU JIKA ANDA SAKIT JIWA”? Tulisan terkait tema kampanye “JANGAN MALU JIKA ANDA SAKIT JIWA” :
Sakit Jiwa = Aib?
Bagaimana Rasanya Menderita Gangguan Jiwa?
Jangan Malu jika Mengalamai Masalah Kejiwaan
Sebuah Harapan dari Seorang Mantan Penderita Bipolar
Sakit Jiwa? Ada Solusi!
Blogging sebagai Alternatif Terapi Psikis
Si Cacat Mental Berhati Mulia
Artikel Terkait:
Ingin mendapat artikel seperti ini langsung ke Email anda? Silahkan masukan alamat email anda untuk berlangganan.
Komentar :
Posting Komentar
Sampaikan komentar terbaik anda di kolom komentar :)